Korea Utara Tembak Mati dan Bakar Mayat Pejabat Korea Selatan, Sempat Dilaporkan Hilang
Pejabat Korea Selatan yang sempat dilaporkan hilang pada 21 September 2020 lalu dilaporkan tewas karena ditembak mati oleh pasukan Korea Utara.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Para pejabat mengatakan mereka telah melakukan "analisis menyeluruh terhadap berbagai intelijen", tetapi tidak jelas bagaimana tepatnya mereka mengumpulkan informasi tersebut.
Hotline militer antara Utara dan Selatan terputus pada bulan Juni, dan kantor penghubung antar-Korea, yang dibangun untuk membantu kedua belah pihak berkomunikasi, dihancurkan oleh Korea Utara.
Tetapi militer Korea Selatan diketahui mencegat komunikasi radio Korea Utara, lapor kantor berita AFP.
Baca: Berani Kritik Kebijakan Ekonomi Kim Jong Un, 5 Pejabat Korea Utara Dieksekusi Mati
Diprediksi Korea Utara Melakukan Semua yang Bisa Dilakukan untuk Memastikan Covid Tak Masuk ke Negaranya
Lebih jauh, koresponden BBC Seoul Laura Bicker mengatakan, pejabat Korea Utara mungkin melakukan semua yang mereka bisa untuk memastikan negara agar tidak terpengaruh oleh pandemi virus corona.
Pihak berwenang diperkirakan sedang mempersiapkan parade militer besar-besaran pada 10 Oktober untuk menandai ulang tahun ke-75 berdirinya Partai Buruh yang berkuasa.
"Parade ini merupakan potensi risiko virus yang sangat besar," kata Chad O'Carroll, CEO Grup Risiko Korea, layanan berita khusus Korea Utara, di Twitter.
Baca: 5 Pegawai Kementerian Ekonomi Korea Utara Dieksekusi karena Mengkritik Kebijakan Ekonomi Kim Jong Un
Menutup Perbatasan
Sebelumnya, Pyongyang menutup perbatasannya dengan China pada Januari untuk mencoba mencegah menyebarnya Covid.
Pada Juli, media pemerintah Korea Utara mengatakan negara itu telah meningkatkan keadaan daruratnya ke tingkat maksimum.
Pada 2017, kantor berita negara KCNA mengatakan para pejabat akan memulangkan kapal nelayan Korea Selatan yang "secara ilegal" melintasi perbatasan, dalam sebuah tindakan kemanusiaan yang langka.
Tetapi Korea Utara lebih dikenal karena memberikan hukuman berat untuk pelanggaran aturan.
Negara ini menerapkan hukuman mati secara liberal dan dikenal sering melakukan eksekusi publik.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)