Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tiga Skenario Politik Raja Malaysia untuk Buktikan Klaim Anwar Ibrahim

Raja memiliki kekuasaan untuk membubarkan Parlemen, setelah itu pemilu harus diadakan dalam waktu 60 hari.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tiga Skenario Politik Raja Malaysia untuk Buktikan Klaim Anwar Ibrahim
Mohd RASFAN / AFP
Raja Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah Ibni Sultan Ahmad Shah Al-Musta'in Billah (kanan) menyetujui pengunduran diri PM Malaysia, Mahathir Mohamad (kiri) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah memiliki peran kunci untuk memutuskan apakah pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim akan dilantik menjadi perdana menteri yang baru Negeri Jiran.

Raja Malaysia berencana akan mengadakan audiensi dengan Anwar Ibrahim untuk membuktikan klaimnya mendapat dukungan mayoritas parlemen, setelah menunda pertemuan, pada Selasa (22/9/2020), karena alasan kesehatan.

Di sisi lain Perdana Menteri Muhyiddin Yassin telah menyatakan, ia masih perdana menteri yang sah dan mengecam upaya Anwar Ibrahim.

Baca: Babak Baru Politik Malaysia: Akankah Anwar Ibrahim Jadi Perdana Menteri yang Baru 

Tiga Skenario Politik

The Straits Times menyebut ada tiga skenario politik yang dapat terjadi jika benar Anwar Ibrahim memiliki mayoritas parlemen seperti yang diklaimnya.

1. Menggelar Pemilu

Berita Rekomendasi

Raja memiliki kekuasaan untuk membubarkan Parlemen, setelah itu pemilu harus diadakan dalam waktu 60 hari.

Apalagi anggota parlemen dari koalisi pemerintah dan oposisi telah menyerukan jajak pendapat cepat untuk menyelesaikan ketidakpastian politik.

2. Mengadakan Pemungutan Suara Kepercayaan di Parlemen

Raja dapat meminta Ketua Majelis Rendah untuk melakukan pemungutan suara untuk membuktikan klaim Anwar Ibrahim. Hal itu bisa dilakukan pada 2 November.

Oposisi telah berencana untuk menantang dukungan Muhyiddin di Parlemen selama berbulan-bulan, tetapi itu selalu gagal terealisasi.

Baca: UMNO tidak akan Halangi Kadernya di Parlemen Dukung Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia

Sebelumnya pemerintahan Perikatan Nasional pimpinan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin hanya mengantongi mayoritas sangat tipis 113 kursi.

Berdasarkan berbagai sumber menyebut 120 parlementarian telah menyatakan dukungannya kepada suami Wan Azizah itu. Ada juga yang mengatakan 123 anggota parlemen.

Bahkan, ada sumber yang dekat dengan Anwar Ibrahim menyatakan kepada Malay Mail, Kamis (24/9/2020), dia memiliki minimal 129 dukungan hingga 138 suara parlemen.

Untuk diketahui perlu minimal 112 dari total 222 kursi di Dewan Rakyat untuk membentuk pemerintahan baru.

Anwar Ibrahim
Anwar Ibrahim (Bloomberg)

3. Menunjuk Perdana Menteri

Setelah mantan pemimpin Mahathir Mohamad tiba-tiba mengundurkan diri pada Februari lalu, Raja menghabiskan berhari-hari berbicara kepada masing-masing anggota parlemen untuk mencari tahu siapa yang mereka dukung, yang menyebabkan penunjukan Muhyiddin.

Kali ini, tidak ada kekosongan kepemimpinan, sehingga raja mungkin perlu mendesak perdana menteri saat ini untuk mundur jika Anwar memiliki dukungan dari mayoritas anggota parlemen di Parlemen. (The Straits Times/Malay Mail/The Star/Bernama)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas