Di Tengah Ketegangan dengan Turki, Yunani Dapat Dukungan dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo
Pekan depan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo akan mengunjungi Yunani, untuk memberikan dukungan di tengah ketegangan yang berlangsung di Mediterania
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Malvyandie Haryadi
"Kita bisa bertemu jika ada niat baik. Kita bisa bicara lewat videoconference atau bertemu di negara ketiga," terang Erdogan.
Baca: Prancis Kerahkan Kapal Induk Charles de Gaulle ke Laut Mediterania Timur
Baca: Yunani-Mesir Perkuat Kerja Sama Setelah Turki Umumkan akan Gelar Latihan Perang di Mediterania
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu pada Jumat mengatakan, Duta Besar Yunani Michael-Christos Diamessi telah dipanggil ke Kementerian Luar Negeri di Ankara atas sebuah berita di surat kabar Dimokratia.
Kata-kata "Pers*tan Tuan Erdogan" muncul dalam bahasa Turki dan Inggris di sebelah foto presiden di surat kabar Yunani.
"Sebuah surat kabar Yunani memiliki halaman depan yang keji," kata Cavusoglu di Ankara.
"Kami memanggil Duta Besar Yunani ke Kementerian," tambahnya, dikutip oleh kantor berita negara Anadolu.
Kapal Oruc Reis di Tengah Perselisihan Yunani-Turki
Di tengah perselisihan Yunani-Turki, Ankara bulan lalu menempatkan kapal penelitian seismik Oruc Reis dan armada kapal perang di dekat Pulau Kastellorizo, Yunani.
Pejabat Turki mengakhiri misi tersebut dan memerintahkan kapal Oruc Reis kembali ke pantai akhir pekan lalu untuk pemeliharaan dan pengisian ulang.
Erdogan juga mengisyaratkan Oruc Reis akan kembali bekerja, sementara juga mengatakan penarikannya disengaja.
“Kalau kita tarik Oruc Reis kembali ke pelabuhan untuk pemeliharaan, itu ada artinya,” ujarnya.
"Artinya, mari beri kesempatan untuk diplomasi, mari kita tunjukkan pendekatan yang positif," tegasnya.
Baca: Erdogan Ingatkan Yunani Tidak Ganggu Kapal Turki di Mediterania
Baca: Sengketa Eksplorasi Gas Turki di Mediterania Timur, Militer Yunani Siaga Tinggi
Terbuka untuk Dialog
Lebih jauh, Menteri Luar Negeri Yunani Nikos Dendias di Praha pada Jumat (18/9/2020) mengatakan, Yunani percaya "dialog harus dimulai dan hukum internasional tidak boleh dilanggar".
Tentu saja, kata Dendias, di bidang ini tidak ada yang boleh mencoba untuk menang dengan kekerasan.