Pemilu AS 2020: 4 Hal yang Dipelajari dari Debat Pertama Trump-Biden
Debat Calon Presiden AS antara Donald J Trump dan Joe Biden pada Sabtu (29/9/2020) menarik beragam komentar dari pakar politik.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
2. Perbedaan Debat 2016 dengan 2020
Lebih jauh, Independent.co.uk, menulis: "Jika Anda memutar ulang rekaman dari debat Trump tahun 2016 dengan calon dari Partai Demokrat Hillary Clinton, perbedaan debat dengan Biden sangat besar".
Pada debat 2016 lalu, Trump terus mengganggu Clinton selama tiga sesi debat.
Dia bahkan tak mengizinkan setidaknya Clinton menyampaikan tanggapan yang meyakinkan atas pertanyaan moderator.
Sikap tersebut tak terlihat pada debat 29 September 2020 kemarin.
Tetapi, Trump berulang kali menyela Biden, sampai-sampai moderatornya, pembawa berita Fox News Chris Wallace, meminta maaf karena harus bersuara untuk menenangkan kedua pria itu.
"Tuan Presiden, biarkan dia yang menjawab," kata Tuan Wallace pada satu titik.
"Pak Presiden, tolong hentikan," katanya lagi.
Ketidakmampuan Trump untuk membiarkan moderator membuat keputusan akhir ujungnya justru 'menggagalkan perdebatan', sehingga Trump dan Wallace berselisih tentang sejauh mana Trump telah menyela Biden sepanjang malam.
"Terus terang, Anda telah melakukan lebih banyak interupsi," kata pembawa acara Fox News, berusaha menghindari pertengkaran itu.
Baca: Hillary Clinton Dukung Joe Biden Melenggang di Pemilu AS 2020
3. Biden Menemukan Pesan Kemenangan tentang Hukum dan Ketertiban
Di tengah kekacauan, Biden berhasil menyampaikan ekspresi singkat, yang tampaknya tidak langsung yang merangkum pesannya tentang penegakan hukum di AS.
Seperti diketahui, penegakan hukum di AS merupakan masalah utama tahun ini setelah protes terhadap kebrutalan polisi dan rasisme sistemik berlangsung pada musim panas ini.
"Apakah Anda mendukung hukum dan ketertiban?" Trump bertanya kepada lawannya pada satu titik.