Cerita Jemaah yang Umrah Perdana di Masa Pandemi: Perasaan Ini akan Saya Ceritakan kepada Anak-Cucu
Pelaksanaan umrah perdana di masa pandemi Covid-19 ini diikuti oleh 6.000 warga Arab Saudi dan ekspatriat.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
"Sangat luar biasa begitu tertib protokol kesehatan menjadi fokus utama dalam pelaksanaan umrah," ujar Endang.
Pembukaan Umrah Bertahap
Diketahui lebih dari 7 bulan pemerintah Raja Salman menutup sementara pelaksanaan umrah dan ziarah karena pandemi Covid-19.
Pada akhir September lalu, Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan, pembukaan umrah dilakukan bertahap.
Pertama, mengizinkan warga negara Saudi dan ekspatriat yang tinggal di sana (mukimin) untuk menunaikan ibadah umrah mulai 4 Oktober 2020.
Izin ini hanya untuk 30% dari kapasitas Masjidil Haram sesuai hitungan protokol tindakan pencegahan penyebaran Covid-19, yaitu 6ribu jemaah per hari
Kedua, mengizinkan ibadah umrah dan salat di Masjidil Haram bagi warga negara Saudi dan mukimin mulai 18 Oktober 2020.
Jumlahnya bertambah menjadi 75% dari kapasitas Masjidil Haram sesuai hitungan protokol tindakan pencegahan, atau 15 ribu jemaah umrah per hari dan 40 ribu jamaah salat per hari.
Ketiga, mengizinkan ibadah umrah dan salat bagi warga Saudi, mukimin dan warga dari luar kerajaan yang dimulai pada 1 November 2020 M, sambil menunggu pengumuman resmi kondisi pandemi Covid-19.
Pada tahapan ini, Masjidil Haram diharapkan dapat menampung 100% sesuai hitungan protokol tindakan pencegahan yaitu 20 ribu jamaah umrah per hari dan 60 ribu jemaah salat per hari.
Namun, Kemenkes Saudi nantinya akan merilis daftar negara dari luar kerajaan yang diizinkan masuk atau memberangkatkan jemaah. Kemenkes tentu akan mempertimbangkan perkembangan pandemi dan resiko kesehatan dari negara-negara tersebut