Kamala Harris Soroti Buruknya Penanganan Trump terhadap Covid-19, Mike Pence: Salahkan China
Wakil Presiden AS Mike Pence dan rivalnya dari Demokrat, Kamala Harris berselisih soal rekor pandemi Covid-19 AS.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Presiden AS, Mike Pence, dan rivalnya dari Demokrat, Kamala Harris, berselisih soal rekor pandemi Covid-19 AS.
Dilansir Reuters, pemerintahan Trump tahun ini dilanda permasalahan pandemi corona.
Dalam debat pada Rabu (7/10/2020) malam waktu AS, Kamala dan Pence bertukar argumen tentang penanganan dan kebijakan pemerintah terhadap wabah.
Mirisnya, pembahasan tersebut muncul saat Gedung Putih menjadi klaster Covid-19, dan Presiden Trump jadi salah satu orang yang terinfeksi.
Debat soal kebijakan yang berat ini relatif tenang dibanding debat capres pekan lalu.
Baca: Momen Menarik Debat Harris Vs Pence: Saya Sedang Berbicara Vs Boleh Saya Selesaikan
Baca: Ada Lalat Hinggap di Kepala Mike Pence saat Debat, Joe Biden Langsung Promosi Alat Pemukul Serangga
Seperti diketahui, debat antara Trump dan Biden itu diwarnai interupsi dari presiden dan keduanya saling mengolok masalah pribadi.
Kondisi Trump dan usianya, begitu juga usia Biden menambah bobot perdebatan cawapres malam itu.
Pence (61) dan Harris (55) berusaha menunjukkan bahwa mereka mampu menduduki jabatan orang nomor 1 di AS.
Sebagai catatan, baik Trump dan Biden akan menjadi presiden AS tertua jika salah satunya menang pada November nanti.
Salah satu hal yang didebatkan malam itu adalah rekor kasus pandemi corona di AS.
Senator California dan mantan jaksa agung negara bagian, Kamala Harris mempersoalkan pandemi yang sudah merenggut 210 ribu nyawa orang Amerika ini.
"Rakyat Amerika telah menyaksikan kegagalan terbesar dari administrasi kepresidenan mana pun dalam sejarah negara kita," kata Harris ketika debat dimulai.
Pence menjawab dengan menyalahkan China atas wabah global ini.
Baca: Serang Balik Harris, Pence Tuding Joe Biden Jiplak Rencana Trump Tangani Covid-19
Dia tidak lupa memuji upaya pemerintah AS dalam menanggulanginya, salah satunya keputusan Trump membatasi perjalanan ke China pada Januari silam.