Penelitian Terbaru: Great Barrier Reef Australia Kehilangan Lebih dari Separuh Karangnya sejak 1995
Penelitian Terbaru: Great Barrier Reef Australia Kehilangan Lebih dari Separuh Karangnya sejak 1995
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Whiesa Daniswara
Sulit Beregenerasi dan Membutuhkan Waktu Lama
Pemutihan terjadi ketika karang di bawah tekanan menyingkirkan alga - yang dikenal sebagai zooxanthellae - yang memberi mereka warna.
Karang bisa pulih jika kondisi normal kembali.
Namun, itu dapat memakan waktu puluhan tahun.
Sebuah penelitian pada tahun 2019 menemukan, koloni karang yang rusak sulit untuk beregenerasi.
Sebab, sebagian karang dewasa telah mati.
"Populasi karang yang hidup memiliki jutaan bayi karang kecil, serta banyak karang besar."
"Hasil kami menunjukkan, kemampuan Great Barrier Reef untuk pulih - ketahanannya - terkompromi dibandingkan dengan masa lalu, karena ada lebih sedikit bayi, dan lebih sedikit pembiakan dewasa besar," kata penulis utama, Dr Andy Dietzel.
Baca juga: Kisah I Wayan Patut, Pejuang Terumbu Karang dan Lingkungan Pulau Serangan Bali
Baca juga: 4 Kapal Wisata yang Pernah Rusak Terumbu Karang di Raja Ampat
Baca juga: Kerusakan Terumbu Karang di Indonesia Sudah mencapai Titik Krisis dan Memprihatinkan.
Bagaimana Prospek ke Depan?
Tahun lalu, badan resmi pemerintah Australia di bidang terumbu karang memastikan bahwa pemanasan yang disebabkan oleh manusia menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup terumbu karang dalam jangka panjang.
Membentang sepanjang 2.300 km (1.400 mil), terumbu karang ini ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia pada tahun 1981.
Great Barrier Reef memiliki kepentingan ilmiah dan intrinsik yang sangat besar.
Namun, dalam dekade terakhir ini, Great Barrier Reef telah rusak parah akibat laut yang menghangat.
Kondisi ini telah membunuh karang, merusak kehidupan laut, dan mempercepat pertumbuhan alga dan kontaminan lainnya.