Pewaris Bisnis Fashion di Hong Kong Tewas saat Operasi Payudara, Polisi Menyebut Kliniknya Ilegal
Seorang tokoh mode dan fashion sekaligus pewaris merek Bossini di Hong Kong meninggal dunia di tengah prosedur operasi.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang tokoh mode dan fashion sekaligus pewaris merek Bossini di Hong Kong meninggal dunia di tengah prosedur operasi.
Diduga dia meninggal tepat saat menjalani sedot lemak dan pembesaran payudara.
Dilansir Daily Mail, polisi mengatakan bahwa prosedur operasi itu ilegal dan dilakukan oleh dokter tanpa sertifikat.
Bonnie Evita Law merupakan cucu dari sosok yang membangun industri mode senilai milyaran dolar di Hong Kong.
Bonnie menghembuskan nafas terakhirnya di usia 34 saat menjalani operasi di Korea Selatan.
Baca juga: No Bra Day Diperingati 13 Oktober, Ini 6 Manfaat Tak Mengenakan Bra untuk Kesehatan Payudara
Baca juga: VIRAL Wanita Mengubah Penampilannya setelah Sakit Hati, Kini Disangka Operasi Plastik, Ini Kisahnya
Operasi tersebut dikabarkan menjadi salah satu rangkaian perayaan ulang tahun Bonnie ke-35.
Polisi Korea Selatan mengatakan kepada stasiun TV lokal MBC pekan lalu, bahwa kematian Bonnie bisa jadi disebabkan kelalaian staf medis.
Kemungkinan besar kematiannya disebabkan obat anestesi yang diinjeksi selama operasi.
Polisi menambahkan bahwa klinik tersebut tidak memeriksa obat-obatan yang digunakan sebelum operasi.
Polisi juga mengklaim klinik itu tidak meminta Bonnie tanda tangan surat persetujuan resmi untuk operasi.
Selain itu, dokter yang mengoperasi wanita itu tidak memiliki sertifikat.
Bahkan tidak ada ahli anestesi khusus di dalam klinik.
Investigasi awal menujukkan bahwa agensi yang mengatur jadwal operasi Bonnie belum terdaftar dan ilegal.
Polisi mengatakan kepada MBC, mereka berencana mengajukan tuntutan kepada pihak terkait kematian Bonnie.
Cucu pemilik merek Bossini ini mengalami koma di klinik di distrik Gangnam itu.
Wanita 30 tahunan tersebut langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat, dan dinyatakan meninggal sebagaimana dikabarkan SCMP Maret lalu.
Selama 10 tahun, Bonnie meninggalkan suami dan anaknya yang masih berusia 7 tahun.
"Kematiannya sangat disayangkan, tidak perlu, dan melanggar hukum."
"Itu semata-mata karena kelalaian, keserakahan, dan ketidakmampuan mereka," kata suami Bonnie, Danny Chi.
Menurut media lokal, Chi awalnya berencana menuntut klinik tersebut karena kehilangan pendapatan tahunan yang substansial.
Baca juga: Targetkan 300 Mahasiswa, Hong Kong Kingland Buka Kampus Universitas Sahid
Baca juga: Sempat Dihujat, Aurel Hermansyah Blak-blakan Tak Tutup Kemungkinan Lakukan Operasi Plastik
Sekaligus warisan masa depan yang akan dia manfaatkan melalui istrinya.
Namun akhirnya dia mencabut tuntutan tersebut.
Lahir dari keluarga pebisnis kaya di Hong Kong, Bonnie adalah cucu dari Law Ting-pong.
Sosok taipan tekstil dan pendiri Bossini, merek fesyen terkenal.
Keluarga Law adalah keluarga terkaya ke-31 di Asia pada tahun 2017, dengan kekayaan bersih gabungan $7,8 miliar (Rp 115 triliun dengan kurs saat ini) menurut Forbes.
Bonnie meninggalkan saudara laki-laki dan perempuannya.
Adiknya, Queenie Rosita Law, diculik dengan uang tebusan HK $28 juta pada tahun 2015 dan disimpan di gua selama empat hari sebelum dibebaskan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)