Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wanita 89 Tahun Dilaporkan jadi Pasien Covid-19 Pertama yang Meninggal setelah 2 Kali Terinfeksi

Seorang wanita 89 tahun asal Holandia menjadi orang pertama yang dilaporkan meninggal dunia setelah dua kali terinfeksi Covid-19.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in Wanita 89 Tahun Dilaporkan jadi Pasien Covid-19 Pertama yang Meninggal setelah 2 Kali Terinfeksi
ILUSTRASI - Seorang pasien dengan virus corona masuk ke ambulans di Rumah Sakit Elisabeth Tweesteden di Tilburg, Belanda, 21 Maret 2020 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita 89 tahun asal Holandia menjadi orang pertama yang dilaporkan meninggal dunia setelah dua kali terinfeksi Covid-19.

Wanita tersebut meninggal dunia setelah 3 minggu dirawat akibat Covid-19 untuk yang kedua kalinya.

Laporan tersebut berdasarkan jurnal akademik yang dipublikasikan oleh Oxford University Press, Mirror mengabarkan.

Saat kematiannya, ia tengah menjalani kemoterapi untuk kanker sel darah putih langka yang dialaminya.

Pasien menderita macroglobulinemia Waldenström, kanker darah yang bisa diobati tapi tidak bisa disembuhkan.

Para peneliti dalam jurnal mengatakan wanita itu tiba di unit gawat darurat awal tahun ini dengan gejala demam dan batuk parah, lapor Dutch News.

Baca juga: Cristiano Ronaldo Positif Covid-19, Sang Kapten Optimis Laju Juventus Takkan Terhenti

Baca juga: Johnson & Johnson Hentikan Sementara Uji Vaksin Covid-19, Relawan Jatuh Sakit

Ia lalu dinyatakan positif terkena virus corona dan dirawat di rumah sakit selama lima hari.

Berita Rekomendasi

Setelah menjalani perawatan, gejalanya mereda sepenuhnya.

Namun, kelelahan yang dialaminya terus berlanjut, kata surat kabar itu.

ILUSTRASI - Seorang pasien dengan virus corona masuk ke ambulans di Rumah Sakit Elisabeth Tweesteden di Tilburg, Belanda, 21 Maret 2020
ILUSTRASI - Seorang pasien dengan virus corona masuk ke ambulans di Rumah Sakit Elisabeth Tweesteden di Tilburg, Belanda, 21 Maret 2020 ("ROB ENGELAAR" / ANP MAG / ANP via AFP)

Hampir dua bulan kemudian, dan hanya dua hari setelah ia memulai putaran baru kemoterapi, ia mengalami demam, batuk, dan sesak napas.

Saat dirawat di rumah sakit, saturasi oksigennya 90 persen dengan kecepatan pernafasan 40 nafas per menit.

Ia kembali dinyatakan positif Covid-19.

Uji tes antibodinya negatif pada hari keempat dan keenam.

"Pada hari kedelapan, kondisi pasien semakin memburuk. Dia meninggal dua minggu kemudian," tulis para peneliti.

Setelah menganalisis sampel tes yang diambil dari pasien, para ilmuwan mengatakan susunan genetik setiap virus yang ia miliki berbeda, membuat mereka menyimpulkan bahwa 'kemungkinan' ia terinfeksi Covid-19 kembali.

Kasus Serupa: Dua Kali Terinfeksi Virus Corona

Wanita asal Dallas bernama Meredith McKee kembali terinfeksi Covid-19 setelah dinyatakan sembuh sebelumnya.

Menurut laporan yang dilansir Mom.com, Meredith sembuh dari virus corona pada Februari lalu.

Namun pada bulan Juni, ia kembali didiagnosis terinfeksi Covid-19 untuk yang kedua kalinya.

Baca: Sempat Dinyatakan Sembuh, Perempuan di Jepang Dilaporkan Positif Virus Corona Untuk Kedua Kalinya

Meredith McKee
Meredith McKee

Gejala yang dialami Meredith tampak jelas dan nyata pada Februari lalu.

"Saya mengalami batuk kering yang tak biasa," ujar Meredith kepada NBC 5.

"Batuknya tidak mau berhenti."

Seperti jutaan warga Amerika kebanyakan, Meredith mengisolasi diri sendiri rumah.

Ternyata, Meredith mampu mengalahkannya penyakit itu sendiri.

Ia kemudian dites positif untuk antibodi dan menyumbangkan plasma dua kali untuk mereka yang membutuhkan.

"Saya merasa senang melakukan sesuatu yang baik setelah keluar dari 'neraka' dan kini membantu hingga delapan orang dengan plasma ini," kata Meredith.

Saat itu, Meredith merasa beruntung karena ia menjadi salah satu pasien yang selamat.

Baca: Virus Corona Lagi Mewabah, Ini Cara Mudah Jaga Diri Tetap Aktif dan Sehat di Rumah

Sekitar 4 bulan setelahnya

Awal Juni lalu, Meredith sekali lagi mengalami gejala yang tiba-tiba.

Tapi kali ini, ia mengalami sakit kepala dan tekanan darah tinggi yang membuatnya harus dilarikan ke Texas Health Presbyterian di Dallas.

Dokter melakukan pengajian yang hasilnya sama sekali tidak disangka-sangka oleh Meredith.

Ia positif Covid-19, lagi.

Meredith berkata ia bagaikan dihujani batu setelah menerima diagnosis dokter

Meski tak bisa dipercaya, Meredith ialah sau dari sebagian kecil pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dua kali,

Pada 13 Juni, ia membagikan postingan ke Facebook menceritakan detil kisahnya.

"Untuk yang KEDUA KALINYA dalam 12 minggu saya telah terinfeksi Covid-19," tulisnya, di samping foto dirinya mengenakan masker dan menangis.

"Ya, kamu bisa terinfeksi lagi dan itu membuatku terpukul seperti dihujani satu ton batu bata ... lagi."

Meredith juga mengeluarkan permohonan untuk orang lain

"Saya di sini untuk memberi tahu Anda bahwa ini BELUM BERAKHIR, ini sangat nyata dan harus dipandang serius," tulis Meredith.

"Ada begitu banyak yang tidak diketahui."

"CDC tidak dapat memastikan apakah virus ini hanya tidak aktif sementara atau aku terpapar virus yang baru lagi."

"Kali ini sangat berbeda tetapi tidak kalah menghebohkannya."

"Banyak air mata dan rasa sakit."

"Kalian semua, HARUS menganggap serius hal ini."

Peringatan Meredith tentu saja datang pada waktu yang tepat.

Sekarang sudah beberapa minggu sejak beberapa negara telah dibuka kembali.

Para ahli pun baru saja mulai melihat lonjakan kasus baru di mana pedoman jaga jarak tidak dipatuhi.

Menurut NBC News, Florida, Arizona, dan tempat tinggal Meredith yaitu di Texas adalah kawasan yang paling terpukul akibat Covid-19.

Kasus-kasus seperti yang dialami Meredith McKee terus membuat dokter bingung

Ada beberapa teori.

Ada yang mengatakan virus corona bisa berkeliaran di dalam tubuh lebih lama dari biasanya.

William Schaffner, seorang ahli penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, tidak mengesampingkan hal itu.

"Mungkin saja orang dapat memiliki sisa virus selama beberapa waktu."

"Itu berarti ada yang salah dengan mereka atau mungkin mereka menulari orang lain," kata Dr. Schaffner kepada NBC 5.

Dokter-dokter lain tampaknya setuju.

"Apa yang kami temukan semakin banyak fragmen virus yang diambil dengan swab yang beberapa minggu kemudian tidak dapat mereplikasi diri," ujar Dr. Ania Wajnberg, direktur asosiasi di Icahn School of Medicine di Gunung Sinai di New York City, juga diberitakan NBC News.

"Mereka bukan virus hidup."

Hal itu cukup melegakan bagi Meredith McKee.

Meredith McKee mengaku merasa cukup bersalah karena berpotensi menulari orang lain ketika dia mengira dirinya "sudah bersih."

Jika virus itu sebenarnya tidak aktif dan tidak menular, itu akan meringankan beban di pundaknya.

Meredith McKee tidaklah sendirian

Seorang wanita Colorado juga baru-baru ini dinyatakan positif terkena virus corona, sekitar dua bulan sebelumnya dinyatakan "pulih" dari virus itu.

Menurut NBC 9 News, Michelle Hart kembali didiagnosis Covid-19 pada 2 Mei, setelah sebelumnya sembuh dari penyakit itu.

Tetapi tidak seperti McKee, Michelle Hart tidak pernah mengembangkan antibodi terhadap virus.

Pada awal Mei, ia dinyatakan positif COVID-19 lagi.

"Michelle Hart tidak memiliki respon antibodi, sangat mungkin bahwa ia terpapar infeksi kedua atau terinfeksi ulang," kata pakar kesehatan Payal Kohli kepada stasiun berita.

"Harapan saya saat ini adalah bahwa hal itu ditanggapi dengan serius dan kita dapat segera menemukan jawabannya," kata Hart.

"Virus ini sangat baru, dan kami tidak memiliki cukup data," tambah Kohli.

"Saya lebih suka menyebut virus ini sebagai 'virus wildcard' karena telah telah mengejutkan para ilmuwan di berbagai tingkatan."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas