Kekosongan Kekuasaan Terjadi di Kirgizstan Setelah Presiden Sooronbai Jeenbekov Mundur
Presiden Kirgizstan Sooronbai Jeenbekov mengundurkan diri, Kamis (15/10/2020).
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, BISHKEK - Presiden Kirgizstan Sooronbai Jeenbekov mengundurkan diri, Kamis (15/10/2020).
Ha lini berakibat terjadinya kekosongan kekuasaan, setelah berhari-hari kerusuhan terjadi menyusul pemilihan yang disengketakan.
Jeenbekov mengatakan dia ingin mencegah bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran yang telah menuntut pencopotannya.
Ia menjadi presiden ketiga di negara Asia Tengah itu sejak 2005 yang digulingkan.
Baca juga: Karena Pandemi Corona, Gadis Kirgiztan Terjebak di Bali & Malah Jatuh Cinta dengan Pria Indonesia
Masih belum diketahui, siapa yang akan mengambil alih negara itu, yang merupakan sekutu Rusia dan berbatasan dengan China.
Aturan konstitusional mengatakan ketua parlemen, Kanatbek Isayev, harus mengambil kekuasaan presiden.
Namun, beberapa kelompok oposisi ingin Isayev menyingkir juga.
Sehingga kendali kekuasan ada di tangan Sadyr Japarov, seorang nasionalis yang dinobatkan sebagai perdana menteri setelah para pendukungnya membebaskannya dari penjara pekan lalu.
Isayev mengatakan parlemen akan menerima pengunduran diri Jeenbekov pada Jumat (16/10/2020).
Juru bicara Japarov menolak untuk berkomentar apakah perdana menteri sekarang akan menekan Isayev untuk menyingkir.
Tidak pertumpahan darah
Kirgizstan telah mengalami kekacauan sejak pemungutan suara 4 Oktober lalu.
Karena hasil pemilu ditolak oposisi setelah koalisi Jeenbekov dinyatakan sebagai pemenang.
Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan pengunduran dirinya, Jeenbekov mengatakan dia takut bentrokan berdarah pecah, jika demonstran melakukan ancaman untuk berunjuk rasa di kompleksnya.