Pemerintah Suriah Dirikan RS Sementara untuk Pasien Covid-19 di Komplek Olahraga Damaskus
Suriah dirikan rs sementara untuk pasien Covid-19 di kompleks olahraga Damaskus sebagai persiapan hadapi kemungkinan gelombang kedua virus corona.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Pemerintah saat ini diperkirakan tidak akan memberlakukan kembali langkah-langkah seperti meringankan lockdown seperti Mei kemarin karena Suriah menghadapi krisis ekonomi yang parah.
Mengapa angka resminya dipertanyakan?
Terlepas dari situasi kemanusiaan yang mengerikan di Suriah, jauh lebih sedikit kasus dan kematian yang dilaporkan di sana daripada di negara-negara tetangga.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kapasitas pengujian yang terbatas membuat skala krisis yang nyata menjadi tak terlihat.
"Banyak kasus masih belum dilaporkan, dan jumlah sebenarnya kasus Covid-19 jauh lebih tinggi," kata perwakilan WHO di Suriah, Akjemal Magtymova, kepada kantor berita Reuters pekan lalu.
Baca juga: Buntut Bentrok dengan Temtara Rusia, AS Kirim Kendaraan Lapis Baja dan 100 Prajurit ke Suriah
Para peneliti di Imperial College London baru-baru ini memperkirakan, hanya 1,25 persen kematian akibat Covid-19 telah dilaporkan di Damaskus dan total 4.380 kematian di ibu kota mungkin telah terlewatkan pada 2 September.
"Mengingat Damaskus kemungkinan memiliki pengawasan paling kuat di Suriah, temuan tersebut menunjukkan bahwa daerah lain bisa mengalami tingkat kematian yang serupa atau lebih buruk," terang para peneliti
Tetapi, Kementerian Kesehatan belum mengomentari perbedaan tersebut.
Petugas kesehatan garis depan juga menuduh pemerintah gagal melindungi mereka.
Baca juga: Muncul Dugaan Keterlibatan Kombatan Suriah di Pihak Azerbaijan dalam Konflik di Nagorno-Karabakh
Para dokter, perawat, dan pekerja bantuan memberi tahu Human Rights Watch bahwa mereka menghadapi kekurangan alat pelindung diri (APD) dan akses terbatas ke tangki oksigen.
Sementara pada pertengahan Agustus, Serikat Dokter melaporkan bahwa total 61 pekerja kesehatan telah meninggal sejak Covid- 19 pertama kali terdeteksi di Suriah.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)