Seorang Pria di Jepang Kena Tipu Lewat Email, Korban Rugi Hingga Rp 7,4 Miliar
Selama waktu itu, korban diketahui telah 10 kali melakukan transfer dan mengalami kerugian mencapai 53,2 juta yen.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang pria di Perfektur Saitama Jepang mengalami kerugian 53 juta yen atau setara Rp 7,4 miliar setelah menjadi korban penipuan yang dilakukan lewat email.
"Seorang pria berusia 61 tahun di Perfektur Saitama ditipu oleh email yang mengatakan bahwa biaya penggunaan situs web yang masuk ke ponsel cerdasnya belum dibayar," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (16/10/2020).
Polisi menyelidikinya sebagai kasus penipuan dan meminta masyarakat agar berhati-hati terhadap semua email yang masuk.
Menurut polisi, pada bulan Agustus, sebuah email dikirim ke smartphone seorang pekerja kantoran berusia 61 tahun yang tinggal di Kota Tsurugashima, Perfektur Saitama.
Baca juga: Mahkamah Agung Jepang Kabulkan Sebagian Tuntutan, Japan Post Akhirnya Buka Dialog dengan Karyawan
"Kami belum mengkonfirmasi pembayaran biaya pemakaian," demikian bunyi emal tersebut.
Pihak pengirim menyatakan belum terima uang.
"Saya tidak ingat pria itu. Ketika saya menelepon informasi kontak yang diberikan, seorang pria yang bertanggung jawab atas perusahaan yang mengoperasikan situs itu mengungkapkan bahwa saya belum bayar," kata korban kepada polisi.
Setelah itu korban mentransfer uang sebesar 300.000 yen.
Kemudian muncul pula telepon dari seorang pria yang mengaku sebagai petugas polisi dan mengatakan, "Ponsel Anda adalah sumber virus dan menyebabkan kerusakan."
Selama waktu itu, korban diketahui telah 10 kali melakukan transfer dan mengalami kerugian mencapai 53,2 juta yen.
Pria itu diberi tahu bahwa sebagian dari uangnya akan dikembalikan. Namun karena uangnya belum dikembalikan, maka korban konsultasi ke polisi dan mengungkapkan penipuan tersebut.
Polisi sedang menyelidiki kasus ini sebagai kasus penipuan dan menyerukan untuk berhati-hati bahwa email yang dihubungi secara sepihak kemungkinan besar merupakan tindak penipuan.
Cara lain yaitu pengiriman email serupa, atau mirip dengan tagihan dari pihak lain. Penipu melakukan pengiriman email yang mirip tetapi akun bank diubah ke akun bank penipu, sehingga terjadilah kerugian.
Baca juga: Pesawat Tak Berawak Pertama Jepang Diuji Coba Hingga 10 November 2020
"Hati-hati dengan penipuan lewat email dan berbagai situs palsu di internet. Baiknya gunakan komputer untuk pemeriksaan lebih lanjut dan jangan lakukan klik lewat ponsel," kata sumber itu.
Sementara itu telah terbit Buku "Rahasia Ninja di Jepang", pertama di dunia cerita non-fiksi kehidupan Ninja di Jepang dalam bahasa Indonesia, silakan tanyakan ke: info@ninjaindonesia.com