Uni Eropa Jatuhkan Sanksi pada Rusia atas Keracunan Alexei Navalny
Uni Eropa mengumumkan sanksi terhadap enam pejabat Rusia yang diyakini terlibat atas keracunan Alexei Navalny.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Uni Eropa mengumumkan sanksi terhadap Rusia atas keracunan Alexei Navalny.
Mereka yang dijatuhi sanksi di antaranya yakni anggota yang tergabung dalam lingkaran Vladimir Putin, termasuk Kepala Badan Mata-mata Domestik Rusia.
Mengutip The Guardian, UE mengatakan, pihaknya menyetujui sanksi terhadap enam orang yang diyakini terlibat dalam "upaya pembunuhan" kritikus paling vokal terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca juga: Inggris, Prancis dan Jerman Rencanakan Sanksi untuk Rusia atas Keracunan Alexei Navalny
Baca juga: Alexei Navalny Desak Uni Eropa Beri Sanksi Berat untuk Tokoh-Tokoh Ini
Berikut ini daftarnya:
1. Alexander Bortnikov
Aset milik Alexander Bortnikov, Kepala Dinas Keamanan Federal (FSB), Badan intelijen penerus KGB Soviet, akan dibekukan.
2. Sergei Kiriyenko
Alexander Bortnikov akan menghadapi larangan perjalanan, bersama dengan Sergei Kiriyenko, Wakil Kepala Staf pertama di Administrasi Putin.
3. Andrei Yarin
Selain itu, ada Andrei Yarin pejabat Kremlin lainnya.
4. Alexei Krivoruchko
5. Pavel Popov
Alexei Krivoruchko dan Pavel Popov merupakan Wakil Menteri Pertahanan
6. Sergei Menyaylo
Sergei Menyaylo merupakan utusan presiden untuk Distrik Federal Siberia
Baca juga: Alexei Navalny Salahkan Intelijen Rusia atas Serangan Racun Novichok
Baca juga: Jerman: Uni Eropa Harus Berikan Sanksi kepada Rusia atas Keracunan Alexei Navalny
Lebih jauh, saat ini Navalny masih dalam pemulihan di Jerman setelah jatuh sakit dalam penerbangan ke Moskow dari Siberia pada Agustus lalu.
Pesawat yang ditumpangi Navalny terpaksa melakukan pendaratan darurat dan dia sempat dirawat di sebuah rumah sakit di kota Omsk di Siberia.
Selang beberapa waktu, Navalny dievakuasi ke Jerman setelah terjadi perselisihan antara keluarganya dan dokter Rusia.
Laboratorium di Jerman, Prancis, dan Swedia semuanya telah mengonfirmasi bahwa Navalny diracuni dengan agen saraf dari kelompok Novichok.
Novichok merupakan jenis bahan kimia yang sama yang digunakan terhadap mantan agen intelijen Sergei Skripal di Salisbury di Inggris pada tahun 2018.
Baca juga: Kritikus Vladimir Putin, Alexei Navalny Keluar dari Rumah Sakit Berlin
UE Juga Beri Sanki kepada Institut Riset Kimia Organik dan Teknologi Negara Rusia
Lebih lanjut, Uni Eropa juga menjatuhkan sanksi kepada Institut Riset Kimia Organik dan Teknologi Negara Rusia, yang diyakini mengembangkan bahan kimia yang digunakan untuk meracuni Navalny.
Inggris telah menjatuhkan sanksi pada enam pejabat senior Rusia yang sama dan bertindak dalam koordinasi dengan UE mengenai masalah tersebut.
Kantor Luar Negeri mengatakan: “Inggris dan mitranya telah setuju bahwa tidak ada penjelasan yang masuk akal untuk keracunan Navalny, selain keterlibatan dan tanggung jawab Rusia".
“Rusia harus mengadakan penyelidikan penuh dan transparan terhadap peracunan salah satu warganya di tanahnya dengan senjata kimia terlarang," katanya.
"Rusia juga harus mengumumkan program novichoknya kepada OPCW (Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia)," tambahnya.
Baca juga: Setelah Diracuni Novichok, Alexei Navalny Hadapi Masalah: Rekening Bank Dibekukan & Apartemen Disita
Sementara itu, Sekretaris Luar Negeri, Dominic Raab, berkata: “Setiap penggunaan senjata kimia oleh negara Rusia melanggar hukum internasional. Kami bertekad untuk meminta pertanggungjawaban mereka."
Navalny dan para pendukungnya menyalahkan Putin atas serangan itu, dengan mengatakan tidak ada penjelasan lain untuk penggunaan Novichok.
Para pemimpin Eropa telah meminta Rusia untuk menjawab pertanyaan atas keracunan tersebut.
Moskow membantah terlibat dan menolak klaim bahwa mereka menargetkan Navalny sebagai "tidak masuk akal".
Pejabat Rusia dengan berbagai cara menyarankan bahwa agen mata-mata barat mengatur peracunan, Navalny meracuni dirinya sendiri, atau bahwa dia tidak diracuni sama sekali.
Baca juga: Rusia Nyatakan Miliki Bukti Alexei Navalny Kerjasama dengan CIA
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menuduh pemimpin oposisi itu bekerja dengan CIA.
Rusia telah mengatakan akan menanggapi dengan sanksi balasan terhadap UE tetapi belum mengumumkan bentuk apa yang akan mereka ambil.
Moskow sudah berada di bawah sanksi Barat atas aneksasi Krimea pada 2014 dan dukungannya untuk separatis di Ukraina timur.
Sergei Lavrov, menteri luar negeri Rusia, sebelumnya mengatakan Uni Eropa menggunakan keracunan Navalny sebagai alasan untuk memberlakukan tindakan yang telah direncanakan lama terhadap Rusia.
Baca juga: Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Yakin Vladimir Putin Perintahkan Badan Intelijen Meracuninya
Pada hari Rabu, dia mengklaim Eropa bertindak di bawah tekanan dari AS.
Dalam wawancara berbahasa Inggris pertamanya sejak serangan itu, Navalny mengatakan kepada program 60 Minutes AS bahwa Putin "menikmati" menggunakan racun sebagai alat untuk membungkam suara-suara yang tidak setuju.
Presiden Rusia menggunakan senjata kimia untuk "membunuh saya dan, Anda tahu, ini membuat takut orang lain", katanya.
Navalny mencatat bahwa AS belum memberlakukan sanksi dan dia meminta Donald Trump untuk mengutuk Rusia atas keracunan tersebut.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)