3 Bulan Didemo Masyarakat, Begini Sosok Raja Thailand: Punya 20 Selir dan Aset Triliunan Rupiah
Tiga bulan terakhir ini Thailand diguncang aksi demonstrasi menentang monarki di bawah Raja Vajiralongkorn.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Tiga bulan terakhir ini Thailand diguncang aksi demonstrasi menentang monarki di bawah Raja Vajiralongkorn.
Dilansir Reuters, pengunjuk rasa bahkan mengatakan akan tetap berdemo pada Sabtu ini meski ada tindakan keras dari polisi.
Tiga bulan sudah masyarakat Thailand turun ke jalan memprotes monarki yang kuat serta pemerintah.
Berbagai upaya dilakukan polisi untuk meredam aksi.
Bahkan untuk pertama kalinya, Jumat (16/10/2020) polisi menembakkan meriam air pada pengunjuk rasa.
Mereka juga menangkap lebih dari 50 orang, termasuk diantaranya pentolan aksi dalam sepekan terakhir.
"Kami mengutuk kekerasan terhadap rakyat," kata Gerakan Rakyat dalam sebuah pernyataan.
"Kami akan terus melakukan protes pada 17 Oktober," katanya, mengatakan kepada orang-orang agar siap dengan taktik kekerasan oleh polisi.
Baca juga: Thailand Dilaporkan Mencekam, Apa yang Sedang Terjadi di Negara Itu? Demo Menggoyang Takhta Raja?
Baca juga: Demo Anti Pemerintah Thailand: Puluhan Ribu Pengunjuk Rasa di Bangkok Tolak Keadaan Darurat
Kabarnya, protes pada Sabtu (17/10/2020) akan dimulai pada pukul 4 sore waktu setempat, (0900 GMT), tetapi tidak disebutkan lokasinya.
"Tidak ada menang atau kalah bagi pihak manapun. Itu semua merusak negara. Pemerintah ingin meminta pengunjuk rasa untuk tidak berkumpul dan tetap damai," kata jubir pemerintah, Anucha Burapachaisri.
Kamis lalu, pemerintah mengeluarkan larangan aksi demonstrasi.
Aksi protes kali ini merupakan tantangan terbesar yang dihadapi Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.
Sekaligus merupakan bentuk kritik terfrontal kepada Raja Maha Vajiralongkorn yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Setelah pelarangan dilakukan, puluhan ribu orang langsung melakukan aksi demo di Bangkok disusul ribuan lainnya pada Jumat (16/10/2020).