Debat Terakhir Trump Vs Biden: Dari Covid-19 Hingga Isu Imigrasi Ratusan Anak di Perbatasan AS
Debat terakhir antara petahana Presiden AS Donald Trump dan penantangnya dari Demokrat Joe Biden sudah berlangsung Kamis malam waktu AS atau Jumat ini
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Anita K Wardhani
Biden membela keluarganya dan mengatakan dengan tegas bahwa dia tidak pernah mendapat "satu sen pun" dari negara asing.
Biden berbalik menyerang dengan menuduh Trump mencoba mengalihkan perhatian warga Amerika.
"Ada alasan mengapa dia memunculkan semua kebohongan ini," kata Biden.
"Ini bukan tentang keluarganya dan keluarga saya. Ini tentang keluargamu, dan keluargamu terluka parah."
Biden menuduh Trump menghindari membayar pajak, mengutip laporan investigatif harian New York Times yang melaporkan pembayaran pajak Trump. New York Times menunjukkan Trump hampir tidak ada pajak penghasilan pajak yang dibayar Trump selama lebih dari 20 tahun.
New York Times mengatakan, Donald Trump hanya membayar 750 dollar AS (Rp 11,2 juta) pajak penghasilan federal pada tahun 2016, tahun ketika dia mencalonkan diri sebagai presiden AS, dan pada tahun pertamanya di Gedung Putih.
"Bayarkan pajak Anda atau berhenti berbicara tentang korupsi," kata Biden.
Tensi debat kembali memanas ketika membahas isu perawatan kesehatan, kebijakan China dan setelah berbulan-bulan aksi unjuk rasa anti-rasisme - hubungan ras.
Biden mengatakan Trump adalah "salah satu presiden paling rasis" dalam sejarah.
"Dia menuangkan bahan bakar pada setiap isu rasis," kata Biden.
Trump menanggapi dengan mengkritik kepedulian Biden terhadap RUU Kejahatan tahun 1994 yang meningkatkan penahanan terdakwa minoritas.
Trump mengklaim telah melakukan lebih banyak untuk warga Amerika kulit hitam daripada presiden mana pun dengan pengecualian "mungkin" Abraham Lincoln pada 1860-an.
Kebijakan Luar Negeri
Biden mengkritik kebijakan luar negeri Trump, khususnya ketika bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.