Final Debat AS 2020, Ini yang Dikatakan Trump dan Biden tentang Tanggapan Pandemi Covid di New York
Pandemi virus corona menjadi topik dalam final debat calon Presiden Amerika Serikat 2020 , Kamis malam (22/10/2020) waktu AS.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Pandemi virus corona menjadi topik dalam final debat calon Presiden Amerika Serikat 2020 , Kamis malam (22/10/2020) waktu AS atau Jumat pagi (23/10/2020) waktu Indonesia.
Satu di antara negara bagian yang paling terpukul karena Covid-19, New York, menjadi pusat perhatian selama debat terakhir.
CNN melaporkan, kandidat dari Partai Republik Donald J Trump dan rivalnya dari Partai Demokrat Joe Biden tak setuju dengan cara New York menangani krisis kesehatan ini.
Trump menyebut New York sebagai 'kota hantu', tempat restoran 'sekarat' karena penutupan (lockdown) dan pemerintahnya dipimpin Demokrat.
"Jika Anda pergi dan melihat apa yang terjadi di New York, itu adalah kota hantu," kata Trump.
"Ketika Anda berbicara tentang plexiglas,ini adalah (kota dengan) resotran yang sekarang. Bisnis tanpa uang," terang Trump.
Baca juga: Final Debat Capres AS 2020, Trump soal Lockdown Virus Corona: Kita Tak Bisa Menutup Negara
Baca juga: Cek Fakta Final Debat AS: Trump Salah Klaim 2,2 Juta Orang Tewas karena Covid dan Remehkan Hal Ini
Memasang kaca plexiglass kata Trump, membutuhkan biaya yang mahal.
Menurutnya, langkah tersebut bukan solusi untuk menghentikan penyebaran virus corona di New York.
"Maksud saya, Anda akan duduk di sana dalam bilik yang dibungkus plastik? Ini bisnis yang sekarat, Joe," tegas Trump.
"Anda tidak dapat melakukan itu kepada orang-orang. Sekarang semua orang meninggalkan New York," ungkap Trump.
Baca juga: Debat Final Pilpres AS : Sejauh Ini, Trump dan Biden Tak Saling Interupsi dan Menyela
Baca juga: Debat Terakhir Trump Vs Biden, Bahas 6 Topik dari Covid-16 Hingga Keamanan Nasional
Sementara, argumen berbeda disampaikan Joe Biden.
Dalam penuturannya, Biden memperjuangkan negara bagian New York untuk membendung jumlah infeksi dan kematian akibat Covid-19.
"Lihatlah apa yang telah dilakukan New York dalam hal menurunkan kurva jumlah orang meninggal," kata Biden.
"Saya tak melihat hal ini dalam istilah yang dilakukannya, negara bagian biru dan negara bagian merah," tambah Biden.
Untuk dicatat, negara bagian biru merujuk pada wilayah yang dipimpin oleh Partai Demokrat, sementara negara bagian merah merupakan daerah yang dikuasai Partai Republik.
Biden melanjutkan, negara bagian yang mengalami lonjakan virus corona adalah negara bagian merah.
"Itu adalah negara bagian di midwest. Di situlah lonjakan terjadi secara signifikan," terang Biden.
"Tapi mereka semua orang Amerika. Mereka semua orang Amerika. Dan yang harus kita lakukan adalah mengatakan memakai masker ini, nomor satu," tutur Biden.
Baca juga: Presiden Universitas di New York Mengundurkan Diri setelah 712 Mahasiswanya Positif Covid-19
Baca juga: Peringatan 19 Tahun Serangan 9/11 di World Trade Center, New York: 102 Menit yang Mengubah Kehidupan
Lebih lanjut tentang pandemi di Kota New York:
Sistem sekolah Umum Kota New York
Untuk distrik sekolah terbesar di negara itu, sejauh ini dapat dibuka kembali untuk pengajaran secara langsung.
Selain New York City, sembilan dari 10 distrik sekolah teratas di negara itu memulai tahun sekolah mereka secara online.
Keberhasilan awal New York berpotensi berfungsi sebagai sumber daya bagi distrik lain yang memulai kembali ke pembelajaran tatap muka.
Baca juga: Jangan Berspekulasi Soal Uji Klinis dan Harga Vaksin Covid-19, Satgas: Pilah Informasi yang Akurat
Restoran Bangkrut
Sementara itu, sebuah studi baru mengatakan bahwa hampir dua pertiga dari restoran di New York bisa bangkrut secepat bulan Januari tanpa bantuan pemerintah tambahan .
Restoran di seluruh Empire State telah berjuang untuk tetap menjalankan bisnis sejak pandemi virus corona yang memaksa mereka tutup pada Maret.
Pada 3 September 2020, Asosiasi Restoran Negara Bagian New York merilis temuan dari survei terbaru terhadap lebih dari 1.000 pemilik restoran di seluruh negara bagian.
Hampir 64 persen pemilik restoran mengatakan, mereka kemungkinan besar atau agak mungkin akan tutup pada akhir tahun ini, kecuali jika mereka menerima keringanan finansial.
Kemudian, sekira 55 persen dari mereka yang kemungkinan akan tutup mengatakan mereka berharap untuk tutup sebelum November.
Hanya sekitar 36 persen yang mengatakan mereka berharap untuk tetap berbisnis pada Januari.
Baca juga: Gubernur Wisconsin Minta Trump Pertimbangkan Kunjungan ke Kenosha
Beberapa konteks tentang lonjakan kasus Covid-19 secara nasional:
Seperti diketahui, AS sekarang bergulat dengan lonjakan Covid-19 yang dapat membanjiri rumah sakit .
Virus corona telah membunuh ribuan orang Amerika setiap hari sejak Januari 2020 dan bahkan meninggalkan korban muda dengan komplikasi jangka panjang .
Dr. Peter Hotez, dekan National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine, mengatakan pada 13 Oktober buka suara terkait jumlah korban virus corona.
"Kami turun ke titik terendah akhir-akhir ini pada awal September, sekitar 30.000-35.000 kasus baru setiap hari. Sekarang kami kembali ke (sekitar) 50.000 kasus baru sehari. Dan itu akan terus meningkat," katanya.
"Ini adalah gelombang musim gugur/musim dingin yang dikhawatirkan semua orang. Dan sekarang sedang terjadi," katanya.
Baca juga: Update Covid-19 Global 23 Oktober 2020: Total Infeksi Seluruh Dunia 41,9 Juta, Prancis 999 Ribu
Infeksi virus corona, tambahnya, terjadi terutama di Midwest bagian utara, dan negara bagian Utara terpukul sangat keras yakni Wisconsin, Montana, Dakota.
CNN melaporkan, menurut data dari Universitas Johns Hopkins, di seluruh negeri, lebih dari 30 negara bagian telah melaporkan lebih banyak kasus Covid-19 minggu lalu daripada yang mereka laporkan minggu sebelumnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)