Pria di Malaysia Dijuluki Pahlawan karena Punguti Sampah, Berjalan 10 km Meski Derita Kanker Tulang
Pria 42 tahun di Malaysia dijuluki sebagai "pahlawan" karena kebiasaannya memunguti sampah-sampah di daerahnya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Terlepas dari kenyataan bahwa dia menderita kanker tulang, Pak Long tetap teguh pada perannya untuk menyelamatkan lingkungan.
Ia juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan di pantai.
Sampah di pantai akan mencemari laut dan nelayan juga akan mengalami dampaknya.
"Beberapa nelayan di sini mengeluh bahwa mereka mendapatkan lebih banyak sampah daripada ikan di jaring ikan mereka," katanya.
Sementara itu, Direktur Perlis Environment Department (DOE), Azman Shah Ismail tidak hanya memuji tindakan Pak Long, tetapi juga mengimbau masyarakat untuk berbagi inisiatif dalam membantu mempromosikan kelestarian lingkungan.
Viral Kisah Nenek 63 Punguti Sampah Pendaki di Merbabu, Hasilnya Dijual untuk Bersedekah
Kisah inspiratif serupa juga ada di Indonesia.
Kisah seorang nenek berumur 63 tahun yang memulung sampah dari pendaki di Gunung Merbabu, Jawa Tengah viral di media sosial pada September lalu.
Cerita nenek tersebut pertama kali dibagikan lewat video singkat yang diunggah oleh akun Instagram @kitabisa.com.
Unggahan itu memperlihatkan seorang nenek yang tengah mengendong bungkusan besar yang berisi sampah plastik.
Diinformasikan sang nenek setiap harinya naik dan turun gunung untuk mengendong hasil memulungnya seberat 30-40 kilogram sampah.
Setelah terkumpul, sampah-sampah itu kemudian dijual ke pengepul untuk memenuhi kehidupan nenek ini.
Kehebatan nenek yang bernama Mbah Bingah, uang hasil memulungnya juga dibagikan kepada siapa saja yang membutuhkan.
Hingga hari Rabu (16/9/2020), video ini telah ditonton ratusan ribu kali dan menuai komentar positif dari para warganet.
Baca: Mahasiswa Unesa Tertekan & Harus Diterapi Gegara Video Ospek Viral, Pihak Kampus Ambil Langkah Ini
Baca: VIRAL Pendaki Wanita Petik Bunga Edelweis di Gunung Lawu, Tak Peduli soal Aturan: Cuma Dikit