Di Balik Kunjungan Menlu AS ke Indonesia, Benarkah Amerika Takut Indonesia-China Makin Dekat
Kunjungan Pompeo ke Jakarta akan menjadi perjalanan akhir dari 25 hingga 30 Oktober mulai di India, Sri Lanka, dan Maladewa.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo akan mengunjungi Indonesia pekan ini.
Kunjungan Pompeo ke Jakarta akan menjadi perjalanan akhir kunjungan ke luar negeri dari 25 hingga 30 Oktober mulai di India, Sri Lanka, dan Maladewa.
Apa makna politik di balik kunjungan Menlu AS ke Indonesia?
Mengingat rencana Menlu AS Michael Pompeo akan datang ke Indonesia, setelah Menhan Prabowo mengunjungi AS baru-baru ini.
"Menjadi pertanyaan di masa pandemi Covid-19 ini dan mendekatnya pelaksanaan Pemilihan Presiden di AS, mengapa para pejabat AS intens berhubungan dengan para mitranya di Indonesia," ujar Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana kepada Tribunnews.com, Senin (26/10/2020).
Baca juga: Menlu AS Mike Pompeo ke Indonesia Pekan Depan Hadiri Forum GP Ansor
Hikmahanto Juwana beranggapan, ini terkait dengan kekhawatiran AS terhadap Indonesia yang dianggap terlalu dekat dengan China.
"Kemungkinan besar ini terkait dengan kekhawatiran AS terhadap Indonesia yang dianggap terlalu dekat dengan China," jelasnya.
Apalagi belakangan ini China sangat agresif di Laut China Selatan.
Bahkan dengan kekuatan ekonominya dan penemuan vaksin telah mengembangkan pengaruh di negara-negara kawasan.
"Agresifitas ekonomi China bahkan menurut buku putih Departemen Pertahanan AS yang memungkinkan China meminta sejumlah negara untuk membangun pangkalan militer, termasuk Indonesia," ucapnya.
AS, kata dia, tentunya berharap Indonesia berada di belakang Negeri Paman Sam. Permintaan AS untuk mendaratkan pesawat tempur mata-mata dapat diartikan demikian.
"Di sinilah, pentingnya pengambil kebijakan di Indonesia untuk menjaga politik luar negeri bebas aktif baik terhadap China, AS, maupun negara manapun," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pompeo mengatakan kepada wartawan di Washington bahwa ia berharap akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Demikian dilaporkan Reuters, Kamis (22/10/2020).
Kunjungan ini datang di tengah meningkatnya ketegangan antara AS-China, terutama di Laut Cina Selatan, yang diklaim China sebagai hampir seluruhnya wilayahnya sendiri.
Klaim tersebut ditentang oleh banyak negara regional, termasuk Indonesia.
Kunjungan Pompeo datang setelah AS melakukan pendekatan tingkat tinggi kepada Retno dan menteri pertahanan Indonesia Prabowo Subianto pada akhir Juli dan awal Agustus untuk memberikan hak pendaratan dan pengisian bahan bakar untuk pesawat pengintai P-8 yang memantau aktivitas militer China.
Tawaran itu, pertama kali dilaporkan oleh Reuters, ditolak oleh Jokowi, menurut empat pejabat senior.
Indonesia telah lama mengikuti kebijakan luar negeri yang netral dan tidak pernah mengizinkan wilayahnya untuk digunakan sebagai tempat panggung operasi militer asing.(*)