Jepang-Amerika Serikat Gelar Latihan Militer Gabungan
Puluhan ribu tentara Amerika Serikat dan Jepang akan memulai latihan militer gabungan di Samudera Pasifik pekan ini.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Puluhan ribu tentara Amerika Serikat dan Jepang akan memulai latihan militer gabungan di Samudera Pasifik pekan ini.
Langkah ini dipandang sebagai peringatan kepada China, bahwa Washington mendukung Tokyo terkait klaim Beijing atas pulau-pulau yang dikuasai Jepang.
Mengutip CNN, berbicara di atas kapal perang Jepang pada Senin (26/10/2020), Letnan Jenderal Kevin Schneider, Komandan Pasukan AS Jepang, mengatakan, latihan itu untuk menunjukkan kemampuan aliansi AS-Jepang.
Latihan tersebut, dia menerangkan, juga untuk mempertahankan Pulau Senkaku dan unjuk kekuatan menghadapi krisis dan kemungkinan lain.
Baca juga: GoToTravel Tokyo Dimulai Jumat Ini Bagi Warga di Jepang, Subsidi 2,2 Miliar Yen
Baca juga: PM Jepang Targetkan Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Hingga Hampir Nol Tahun 2050
Baik Tokyo mau pun Beijing mengklaim Kepulauan Senkaku sebagai miliki mereka, tetapi Jepang diketahui telah mengelola kepulauan tersebut sejak 1972.
Ketagangan atas kepulauan berbatu tak berpenghuni seluas 1.900 kilometer di barat daya Tokyo itu telah mendidih selama beberapa tahun.
China mau pun Jepang kemungkinan besar tidak akan mundur dari sengketa ini.
Sementara itu, aktivitas kapal-kapal China menghabiskan banyak waktu di perairan sekitar pulau telah menuai kecaman dari Tokyo.
Baca juga: Pilpres AS Tinggal Sepekan, 9 Negara Bagian Ini akan Menentukan Trump atau Biden yang Bakal Menang
Latihan Keen Sword 21
Lebih jauh, menyoal latihan militer gabungan AS-Jepang, dinamai Keen Sword 21.
Latihan tersebut diadakan dua tahun sekali selama lebih dari 30 tahun belakangan.
Untuk latihan tahun ini, Keen Sword akan berlangsung hingga 5 November 2020 mendatang.
Mantan Direktur Operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS Carl Shuster mengatakan, latihan skala besar itu memiliki 'nilai pencegahan' kuat terhadap China.
Baca juga: Menkeu Jepang Minta Masyarakat Belanja, Jangan Simpan Duit Terus
Sementara, Corey Wallace yang merupakan asisten profesor yang berfokus pada kebijakan luar negeri Jepang di Universitas Kanagawa menyebut, latihan tersebut menunjukkan tingkat interoperabilitas baru antara militer Jepang dan AS.
AS akan mendaratkan pesawat angkut MV-22 Osprey di kapal perang terbesar Jepang, JS Kaga, kata Wallace.
Itu bisa jadi hanya sekilas tentang apa yang mungkin dilakukan kedua militer di masa depan dengan pesawat siluman mereka.
"Ini berbicara tentang sifat intens dari latihan amfibi tetapi juga kemungkinan masa depan untuk cross-decking lebih lanjut," katanya.
"Mungkin pertama dengan F-35B AS di kapal Jepang, dan kemudian, mungkin F-35B Jepang di kapal amfibi Amerika," tutur Wallace.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)