Mengenal Lucy Peng Wanita Terkaya Dunia, Dulunya Guru
Selama dua dekade tearkhir Lucy Peng memainkan peran kunci dalam memandau kerajaan bisnis Jack Ma.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Salah satu pendiri raksasa e-commerce Alibaba Group Holding Ltd, Lucy Peng kini disebut-sebut sebagai wanita paling berpengaruh di industri.
Selama dua dekade tearkhir Lucy Peng memainkan peran kunci dalam memandau kerajaan bisnis Jack Ma.
Wanita yang berusia 47 tahun ini bertanggung jawab dalam membangun Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) di Alibaba.
Dia juga pernah menjajal posisi papan atas sebagai CEO Ant Group Co dan sekarang menjadi Komisaris Utama Lazada Group, platform e-commerce raksasa di Asia Tenggara.
Baca juga: 3 Kali Dinobatkan Orang Terkaya Dunia, Ini Sosok Tan Siok Tjien, Pemilik Gudang Garam yang Wafat
Mantan guru keuangan ini juga muncul sebagai salah satu orang terkaya dalam ekosistem Alibaba yang sangat sukses dan menjadi salah seorang wanita terkaya di dunia.
Peng tercatat memegang 1,7% saham di Ant, perusahaan tekfin yang diprediksi bakal mengumumpulkan dana US$ 34,5 miliar dalam pencatatan ganda di Shanghai dan Hong Kong yang dapat meningkatkan valuasi perusahaan mencapai US$ 320 miliar.
Itu artinya, Peng bakal memiliki total kekayaan yang menembus US$ 5 miliar, bedasarkan harga Penawaran Umum Perdana (IPO) yang dilansir oleh Bloombeg Billionaires Index, Kamis (29/10/2020).
Ant hingga saat ini menolak berkomentar perohal kekayaan Peng.
"Jack terkenal menganggap wanita sebagai aset utama dalam kesuksesannya. Lucy adalah perwujudannya," kata Duncan Clark penulis buku Alibaba : The House That Jack Ma Build dan Ketua Perusahaan Konsultan Investasi BDA di China.
Wanita memang mewakili 40% dari total karyawan di Alibaba Partnership, sebuah kelompok elit yang memiliki kekuatan untuk menentukan bonus tunai tahunan di manajemen.
Bersama Peng, enam pemimpin wanita lainnya saat ini sedang menuju status miliarder berkat rekor IPO Ant, dengan nilai saham gabungan sebesar US$ 14,5 miliar.
Salah satunya termasuk Trudy Dai, salah seorang dari 18 pendiri Alibaba dan presiden unit business-to-business (b2b) di Alibaba Judy Tong, serta Vice President e-commerce dan pejabat di Ant bernama Yijie Peng.
Kemampuan negara China untuk mencetak miliarder memang tidak perlu diragukan. Negeri Tirai Bambu ini telah menjadi mesin utama milairder wanita mandiri dalam beberapa tahun terakhir.
Di antara 500 orang terkaya di dunia, dua pertiga dari 15 wanita yang mencetak kekayaan secara mandiri adalah pengusaha asal China, menurut Bloomberg Wealth Index.
Kalau ditarik ke belakang, Peng bertemu Jack Ma melalui suaminya, Sun Tongyu, ketika mereka bekerja bersama di China Pages, direktori online mirip yellow pages yang didirikan Jack Ma sebelum Alibaba.
Dia lahir di Chongqing, China Barat Daya dan lulus dari Institut Perdagangan Hangzhou Universitas Hongshang Zhejiang dengan gelar sarjana dalam administrasi bisnis pada tahun 1994 dan sempat mengajar di sebuah perguruan tinggi keuangan selama lima tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk begabung dengan bisnis e-commerce Jack Ma, menurut laman prospektus Alibaba yang dirilis tahun 2014 silam.
Peng kini menjabat sebagai Chief People Officer untuk sebagian besar waktunya di raksasa e-dagang sebelum mengambil peran sebagai CEO Alipay di tahun 2010 untuk meningkatkan transaksi pembayaran aplikasi dan pengalaman pengguna.
Selama satu tahun mengambil alih, tingkat keberhasilan pembayaran Alipay telah meningkat menjadi 95% dari 60% kata perusahaan itu di situsnya.
Platform itu telah dimulai pada tahun 2004 sebagai layanan escrow untuk pembeli dan penjual di situs belanja Jack Ma Taobao.com yang sempat besaing dengan EBay Inc di pasar China.
"Alibaba menghargai, bakat, tim dan budaya sejak hari pertama," kata Peng dalam diskusi panel di Universitas Standford pada tahun 2012.
Dia menambahkan, bahwa sekitar 30% metrik kinerja para pemimpin Alibaba didasarkan pada manajemen tim.
"Kami menetapkan persyaratan yang sangat rinci untuk budaya dan nilai yang didukung oleh struktur sistemas, dan ini bukan hanya omong kosong," tegas Peng.