Mengenal Garda Nasional, Pasukan yang Dikerahkan Amankan Pilpres AS, Apa Bedanya dengan US ARMY?
Amerika Serikat hari ini Selasa (3/11/2020) waktu setempat menggelar pemilihan presiden. Dua kandidatnya adalah Donald Trump dan Joe Biden.
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat hari ini Selasa (3/11/2020) waktu setempat menggelar pemilihan presiden. Dua kandidatnya adalah Donald Trump dan Joe Biden.
Layaknya perhelatan politik, situasi di sana pun memanas.
Sejumlah negara bagian di Amerika Serikat mengantisipasi potensi terjadinya kerusuhan selama dan sesudah pemilihan umum presiden pada Selasa, 3 November 2020.
Baca juga: Sejumlah Pasukan Garda Nasional AS Positif Corona, Pengunjuk Rasa Didesak Lakukan Tes
Antisipasi dilakukan terlepas dari apapun hasil pilpres AS tahun ini.
Menurut laporan Military Times, dan dikutip olehGuardian, lebih dari 3.600 personel keamanan -- termasuk Garda Nasional -- sudah disiagakan di sejumlah negara bagian AS.
Pada Senin (2/11/2020) waktu setempat atau Selasa (3/11/2020) WIB, Gubernur Charlie Baker dari Massachusetts memerintahkan 1.000 anggota Garda Nasional untuk bersiaga jika terjadi gejolak setelah pemilihan hari Selasa.
Gubernur Greg Abbott dari Texas juga mengirim 1.000 pasukan Garda ke kota-kota besar untuk mengantisipasi kekerasan, San Antonio Express News melaporkan.
Ratusan pasukan Garda Nasional sudah dipanggil dalam peran penegakan non-hukum. Pasukan-pasukan itu melakukan tugas-tugas keamanan siber dan rutin pemilu seperti memproses surat suara.
Pada minggu lalu, 10 negara bagian telah mengaktifkan Garda Nasional untuk membantu tugas-tugas pemilu. Direncakan pula 14 negara bagian lainnya akan mengaktifkan pasukan minggu ini.
New Jersey dan Wisconsin telah memanggil ratusan tentara, warga dan petugas udara untuk membantu jalannya pemilu.
Pejabat daerah di semua negara bagian, kecuali dua dari 21 kabupaten di New Jersey meminta bantuan anggota Garda Nasional, yang juga membantu memproses pemungutan suara selama Juli, yang merupakan ujian awal pemungutan suara surat di negara bagian itu.
Di kedua negara bagian, pasukan yang membantu mengenakan pakaian sipil sehingga pemilih tidak akan khawatir dengan melihat seragam kamuflase militer di tempat pemungutan suara.
"Ini menciptakan rasa normal," kata Mayjen Joe Trovato, juru bicara Garda Nasional Wisconsin.
"Kami tidak mencoba untuk mengkhawatirkan siapa pun; kami hanya berusaha mendukung pemilu."