Pilpres AS : Trump Usung Politik Identitas, Biden Jual Kebersamaan
Pengamat komunikasi politik Univ Paramadina Hendri Satrio mengatakan Trump maju mengusung politik identitas, Joe Biden kebalikannya, jual kebersamaan.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio angkat bicara soal pertarungan Donal Trump dengan Joe Biden di pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS).
Hendri mengatakan Trump maju dengan mengusung politik identitas, dimana berusaha dan ingin sekali mengglorifikasi bangsa Amerika itu sendiri.
"Yang bisa dilihat dari Pilpres AS itu Trump mengusung politik identitas sebagai bangsa Amerika, nasionalisme dan seperti mengenyampingkan penduduk pendatang," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (3/11/2020).
Baca juga: Jajak Pendapat: Joe Biden Unggul Tipis di Pennsylvania tapi Donald Trump Tak Bisa Dikesampingkan
Politik identitas Trump, kata Hendri, berusaha untuk menerapkan Amerika sentris.
Artinya, warga negara asli Amerika tidak menerima kehadiran pendatang atau imigran hingga meminimalisir peran-peran dari sektor minoritas.
"Jadi kalau nanti yang kembali menang (Pilpres AS) adalah Trump, ya artinya politik identitas masih akan menjadi agenda utama. Dan itu (politik identitas) nanti bisa saja dicontoh beberapa negara saat kampanye," kata dia.
Baca juga: Pilpres AS: Jika Trump Menang Lagi, Hubungan AS-Indonesia Diprediksi Bakal Kurang Mesra
Sementara itu, Hendri menjelaskan bahwa Biden adalah kebalikan dari Trump.
Biden yang diusung Partai Demokrat justru berusaha menjual kebersamaan.
Karena, Partai Demokrat sendiri memang lebih liberal dan lebih mengutamakan pluralisme.
"Biden itu kebalikannya (dari Trump), Biden berusaha menjual kebersamaan. Jadi siapapun yang menang, nanti imbasnya akan kesana (politik identitas ataupun kebersamaan). Siapapun yang menang akan menyebabkan pergeseran politik dunia juga akan terjadi nanti," imbuhnya.
Baca juga: Joe Biden Unggul dalam Jajak Pendapat Nasional AS, Trump Sebut Perhitungan Itu Keliru
Namun demikian, Hendri menegaskan yang terpenting dalam Pilpres AS kali ini adalah meningkatkan partisipasi pemilik suara.
Karena berkaca pada pilpres periode sebelumnya, Trump bisa melenggang mulus diduga akibat partisipasi masyarakat yang rendah.
"Tapi yang terpenting adalah tingkat partisipasi pemilik suara di AS yang harus ditingkatkan dari sebelumnya. Faktor partisipasi yang rendah ini ditengarai memenangkan Trump atas Hillary pada pilpres periode lalu," tandasnya.