Partai Republik Ingatkan Soal Penipuan Suara di Philadelphia, Mesin Rusak Hingga Kampanye Ilegal
Jumlah pemilih Demokrat di kota Philadelphia dapat mendorong Biden kembali ke Gedung Putih.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PHILADELPHIA - Partai Republik telah memperingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan terkait potensi adanya kecurangan dalam pemilu Amerika Serikat (AS) di Philadelphia, negara bagian Pennsylvania.
Pennsylvania adalah salah satu negara bagian paling penting dalam pemilihan presiden yang digelar pada hari Selasa waktu setempat, dengan kontestan petahana Donald Trump dan pesaingnya dari Partai Republik sekaligus mantan Wakil Presiden AS, Joe Biden.
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (4/11/2020), jumlah pemilih Demokrat di kota Philadelphia dapat mendorong Biden kembali ke Gedung Putih.
Menurut pendukung Partai Republik di kota itu, Demokrat saat ini sedang berupaya melakukan yang terbaik untuk membuat skenario itu menjadi kenyataan dengan cara apapun.
Baca juga: Situasi Berbahaya Jika Donald Trump Deklarasikan Kemenangan Pilpres Amerika Sebelum Suara Dihitung
Tidak lama setelah pemungutan suara dibuka pada Selasa pagi, video dan laporan yang menunjukkan bahwa pengawas pemilu dilarang ada di lokasi pemungutan suara pun beredar.
Perlu diketahui, pengawas pemilu ini ditunjuk oleh kandidat, partai, atau komite aksi politik untuk mengawasi pemungutan suara dan memastikan keadilan serta legalitas.
Di Pennsylvania, selama pengawas pemilu membawa sertifikat yang ditandatangani oleh pejabat daerah, mereka dapat tetap berada di tempat pemungutan suara sampai pemungutan suara ditutup.
Saat pemilihan presiden, masing-masing partai bisa mengirimkan satu pengawas ke tiap lokasi.
Pengawas ini harus tetap berada di ruang yang ditentukan untuk mencegah terjadinya intimidasi oleh pemilih.
Kendati demikian, pada satu lokasi pemungutan suara di Philadelphia, mereka ditempatkan di ruangan yang sangat jauh dari tabel penghitungan.
Sehingga pengawas pun tidak mungkin melihat jika terjadi kecurangan.
Khawatir dengan apa yang disebut sebagai 'pemilihan yang curang', petahana Donald Trump menyerukan agar 'pasukan' pengawas jajak pendapat muncul pada hari pemilihan dan melaporkan jika ditemukan indikasi penipuan.
Selama dilangsungkannya debat langsung pertamanya dengan Joe Biden pada bulan September lalu, Trump mendesak para pendukungnya untuk pergi ke tempat pemungutan suara dan menyaksikan secara sangat teliti.
Baca juga: Hasil Pertama Pemilu AS Bergulir, Kemenangan Trump dan Biden di New Hampshire Picu Keributan Online