Pilpres AS dan Analisa Faisal Fasri Tentang Siapa Calon Presiden yang Lebih Untungkan Indonesia
Biden unggul 238 suara atas capres petahana dari Partai Republik Donald Trump yang meraup suara sebanyak 213 suara.
Editor: Choirul Arifin
"Memang Trump adalah presiden yang paling unik dalam sejarah Amerika. Dia menemukan suatu resep untuk berpolitik dan mendapatkan suara," papar Dino Patti Djalal.
Ia menilai Trump berhasil mendapat simpat dari kelompok yang selama ini tidak mendapat tempat di politik konvensional, yakni melalui pernyataan yang blak-blakan dan cenderung tidak dapat diterima masyarakat umum.
Baca juga: Pilpres AS Dinanti-nanti Dunia, Mantan Dubes RI Ungkap Alasan Trump Kerap Disorot: Suka Meledek
Pendapat Ekonom Faisal Basri
Faisal Basri menyampaikan pandangannya terkait siapa yang akan menguntungkan Indonesia, apakah petahana Donald Trump atau Joe Biden ?.
Faisal Basri mengatakan, keduanya memang wajah lama. Trump merupakan presiden AS saat ini dari Partai Republik dan dia kembali mencalonkan dirinya sebagai orang nomor satu di AS.
Sedangkan Biden merupakan mantan Wakil Presiden AS dari Partai Demokrat era Barack Obama. Menurut Faisal, tentunya Indonesia akan diuntungkan jika Trump dari Republik memenangkan pemilu AS.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam diskusi virtual bertajuk 'Resesi dan Percepatan Pemulihan Ekonomi', Rabu (4/11/2020) sore.
"Kalau Donald Trump menang, itu lebih menguntungkan buat Indonesia," ujar Faisal Basri.
Ia menyebutkan contoh peristiwa yang dialami Indonesia saat Demokrat memimpin AS.
Begitu banyak persyaratan yang diberikan terkait kebijakannya, satu diantaranya mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) atau human rights.
"(Lihat dari) pengalaman ya, jadi Demokrat ini kalau mau ngasih, banyak banget syaratnya, (contohnya) human rights lah," jelas Faisal.
Sementara Partai Republik tidak terlalu mementingkan HAM, karena kebijakannya seperti pemberian stimulus hingga mencetak uang.
Sehingga ini bisa dikatakan turut menguntungkan Indonesia karena ini akan membuat nilai dolar AS turun.
"Nah kalau Partai Republik ini kerjanya apa? stimulus, cetak uang, sehingga dolar Amerika itu merosot, rupiahnya menguat tanpa kita usaha," kata Faisal.
Lalu untuk Demokrat, kata Faisal, kebijakannya cenderung menguatkan ekonomi AS dengan meningkatkan pajak bagi orang kaya.
"Nah kalau Partai Demokrat itu cenderung akan menurunkan defisit, akan menaikkan pajak buat orang kaya, nah itu bagus buat ekonomi Amerika," pungkas Faisal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.