Siapapun yang Menang, Trump dan Biden Tak Akan Bisa Perbaiki Ekonomi AS Secepat Kilat
Peter Schiff menilai pasar tidak terlalu khawatir terkait yang terjadi sebenarnya pada ekonomi AS pasca dihantam pandemi virus corona (Covid-19).
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Ekonom Amerika Serikat (AS) Peter Schiff menilai pasar tidak terlalu khawatir terkait yang terjadi sebenarnya pada ekonomi AS pasca dihantam pandemi virus corona (Covid-19).
"Ini semua tentang stimulus fiskal, dan kebanyakan orang meyakini bahwa kami akan mendapatkan paket stimulus terbesar secepatnya jika (Partai) Demokrat mengontrol segalanya di Washington DC," kata Schiff.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (5/11/2020), menurut CEO Euro Pacific ini, siapapun yang memenangkan pertarungan dalam pemilihan presiden AS, baik petahana Donald Trump dari Partai Republik maupun Joe Biden dari Demokrat, stimulus akan tetap ada.
"Kenyataannya adalah kita hampir pasti akan mendapatkan stimulus, tidak peduli siapa yang menang, ekonomi ini dibangun di atas stimulus. Kekuatan yang ada akan memastikan keran stimulus tetap terbuka," tegas Schiff.
Sebelumnya, Donald Trump telah mengatakan, dirinya menginginkan paket stimulus yang lebih besar dari yang diminta oleh Demokrat.
Baca juga: Jika Biden Kalahkan Trump, Pengamat Sebut Romantisme Masa Obama Bisa Dirasakan Indonesia
Jika karena alasan tertentu, Trump atau Biden tidak dapat menyusun rencana stimulus pasca pemilu, The Fed akan tetap siap untuk menyuntikkan uang cetak ke dalam perekonomian AS.
"Apakah stimulus datang dari Kongres, atau The Fed, atau keduanya, hasil akhirnya adalah pelonggaran kuantitatif, itu berarti lebih banyak inflasi. Dan pada akhirnya inflasi lebih baik untuk emas daripada untuk saham," jelas Schiff.
Baca juga: Ini yang Bakal Terjadi Jika Donald Trump Menolak Kekalahan di Pilpres AS
Kendati demikian, dinamika ekonomi yang dimainkan tidak akan bergeser signifikan dengan hasil pemilihan presiden.
"Baik Trump maupun Biden tidak akan mengayunkan tongkat sihir dan memperbaiki kerusakan ekonomi yang ditimbulkan oleh tindakan pemerintah dalam menanggapi pandemi virus corona (Covid-19), lukanya dalam," papar Schiff.
Menurutnya, tidak ada orang yang bisa menghentikan perusahaan untuk tutup, tidak ada orang yang akan bisa membuat orang kembali bekerja.
Ekonom ini mencatat bahwa bank sentral AS akan melanjutkan Quantitative Easing (QE) tak terbatas, karena The Fed telah menjelaskan rencananya untuk mengabaikan ancaman inflasi.
Tidak ada strategi untuk keluar dari kebijakan moneter yang luar biasa itu.
"Mesin cetak di Gedung Eccles akan terus mengeluarkan uang dolar. Ini sedang menyiapkan panggung untuk keruntuhan besar dalam dolar, baik Biden maupun Trump tidak akan dapat mengubahnya," pungkas Schiff.