Media dari Berbagai Negara Soroti Pilpres AS: Khawatir, Menakutkan Sekaligus Menghibur
Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden sejauh ini unggul di Georgia, untuk pertama kalinya.
Editor: Hasanudin Aco
![Media dari Berbagai Negara Soroti Pilpres AS: Khawatir, Menakutkan Sekaligus Menghibur](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/donald-trump-dan-joe-biden-15-oktober-2020-12-oktober-2020.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Di tengah penghitungan suara pemilihan presiden Amerika Serikat yang masih terus berlangsung, perhatian banyak media di dunia tertuju pada kandidat petahana Donald Trump yang mengatakan akan mengambil langkah hukum.
Media dunia juga mengangkat "kekacauan" yang timbul di tengah penghitungan suara piilpres AS, dengan fokus ke sejumlah negara bagian kunci yang akan menentukan siapa yang akan ke Gedung Putih.
Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden sejauh ini unggul di Georgia, untuk pertama kalinya.
Hasil di Pennsylvania juga tengah ditunggu dengan perbedaan tipis dan Biden juga diperkirakan akan unggul.
Baca juga: Selangkah Lagi Joe Biden Jadi Presiden Amerika Serikat
Tim BBC Monitoring merangkum reaksi dunia sejauh ini.
Relasi antara AS dan China, rival lama dan kekuatan ekonomi yang bertanding satu sama lain, telah merosot ke tingkat paling rendah dalam puluhan tahun.
Kedua kandidat dalam pemilihan ini telah berjanji akan bersikap tegas dalam berurusan dengan Beijing.
Dengan sikap ini, barangkali tidak mengejutkan bila media pemerintah China melabeli pemilihan ini "memecah-belah, tegang, dan kacau" yang dicemari dengan "kerusuhan, saling hina, dan politik uang", seperti yang dilansir dari BBC Indonesia pada Jumat (6/11/2020).
"Banyak media dan rakyat khawatir jika terjadi sengketa pemilu, perkembangan ini bisa memicu kekacauan dan bahkan kerusuhan," kantor berita resmi China, Xinhua, melaporkan pada Selasa.
Sementara itu, saluran berita negara CCTV menyiarkan laporan video yang berfokus pada ketakutan akan kekerasan pascapemilu.
"Ada kekhawatiran mendalam akan kerusuhan yang berkepanjangan," kata laporan itu.
Namun pemerintah China belum bicara banyak.
Pada Rabu (04/11/2020), seorang juru bicara menyatakan pemerintah "tidak punya posisi" tentang pemilihan ini.