Puluhan Demonstran Ditangkap Aparat Kepolisian dari Berbagai Kota di Amerika Serikat
Puluhan pengunjuk rasa di Seattle, Minneapolis, dan Portland, Amerika Serikat ditangkap aparat kepolisian.
Editor: Adi Suhendi
Dua pejabat Maricopa County, Phoenix mengeluarkan pernyataan bersama yang menyayangkan adanya misinformasi tentang integritas proses pemilihan.
“Setiap orang tentu menginginkan setiap surat suara dihitung, entah itu lewat pos atau diberikan secara langsung,” demikian pernyataan Ketua Dewan Pengawas Maricopa dari Partai Republik Clint Hickman dan Steve Gallardo dari Partai Demokrat.
Baca juga: UPDATE Hasil Pilpres AS 2020: Joe Biden Unggul Sementara, Peluang Trump Masih Ada
“Penghitungan suara yang akurat tentu memakan waktu. Inilah bukti demokrasi, bukan penipuan.”
Sementara, dari New York hingga Seattle, ribuan demonstran turun ke jalan, mendesak agar setiap suara dihitung.
Di Portland, Oregon, gubernur Kate Brown menurunkan Garda Nasional untuk menangani demonstrasi yang berubah menjadi aksi kekerasan dan perusakan.
Demonstran memprotes beragam isu, di antaranya kebrutalan polisi dan penghitungan suara pilpres AS.
“Penting untuk percaya pada proses dan sistem yang telah menjamin pemilihan yang bebas dan adil di negara ini selama puluhan tahun, bahkan di saat krisis,” kata Brown dalam pernyataannya.
“Kita semua bersama-sama dalam hal ini.”
Di Seattle, pihak berwenang menangkap 7 orang terkait aksi demonstrasi.
Di New York dan Chicago, ratusan orang juga turun ke jalan.
Aksi serupa memprotes pilpres AS dan kesenjangan rasial juga berlangsung di Los Angeles, Houston, Pittsburgh, Minneapolis dan San Diego.
Saat ini dalam electoral vote, Biden tengah memimpin dengan 264, sedangkan Trump memiliki 214.
Ditentukan Electoral Collage
Pemilihan presiden Amerika Serikat ( pilpres AS) berlangsung pada 3 November 2020.
Sebagaimana pilpres-pilpres sebelumnya kemenangan bukan ditentukan oleh suara publik ( popular vote) tapi Electoral College (Dewan Elektoral).