Hasil Pilpres AS: Joe Biden Sementara Unggul 4.430 Suara dari Trump di Georgia
Demokrat unggul di Georgia, Biden saat ini memegang 49,4 persen dari total suara negara bagian, dibandingkan dengan Trump 49,3 persen.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Jalan Joe Biden menuju Gedung Putih tampaknya semakin terbuka.
Saat ini, Biden unggul 4.430 suara dari rivalnya Donald Trump di Georgia pada Sabtu pagi (7/11/2020).
Mengutip Daily Mail, Biden memegang 49,4 persen dari total suara negara bagian, dibandingkan dengan Trump 49,3 persen.
Baca juga: Ungguli Donald Trump di Pilpres AS, Joe Biden Buka Suara, Yakin Menang: Angka-angka Itu Jelas
Baca juga: Update Pilpres AS: Joe Biden Makin Kuat di Pennsylvania & Nevada, Georgia akan Hitung Ulang Suara
Sementara ini, Biden memimpin sekitar 0,08 persen.
Untuk diketahui, Georgia memiliki 16 suara electoral college.
Jika ingin memenangkannya, Biden hanya perlu mempertahankan keunggulannya di satu dari tiga negara bagian lain yang masih berlomba, yaitu Arizona, Nevada atau Pennsylvania.
Georgia Masih Menghitung Suara
Untuk dicatat, seorang kandidat dapat meminta penghitungan ulang di Georgia jika marginnya kurang dari 0,5 persen.
Saat ini, angka tersebut jauh di bawah ambang batas tersebut.
Tidak jelas sekarang berapa banyak lagi suara yang akan dihitung secara total di Georgia.
Namun masih ada 1.500 yang akan dihitung di Gwinnett County.
Baca juga: Joe Biden Janji Tangani Covid-19 di Hari Pertama Jabat Presiden: Kami Dapat Selamatkan Banyak Nyawa
Proyeksi Kemenangan BIden
Sebelumnya pada hari itu, pejabat Komisi Pemilihan Presiden mengatakan, mereka masih memiliki 5.500 surat suara yang masuk untuk dihitung, ditambah sebanyak 8.000 yang mungkin berasal dari personel militer luar negeri.
Penghitungan ulang pun tak akan menunda hasil pemilihan, jika Biden memenangkan Pennsylvania.
Biden juga masih bisa menang sebelum penghitungan ulang Georgia jika dia menang Nevada dan Arizona, di mana dia juga memegang keunggulan.
Belakangan, Manajer Penerapan Sistem Pemungutan Suara negara bagian, Gabriel Sterling menjelaskan mengapa penghitungan suara memakan waktu lama.
"Surat suara yang beredar hampir sama dengan yang ada pagi ini. Kami akan mulai dengan margin. Kami melihat margin 1.585," katanya.
"Di situlah kami berdiri sekarang. Kami tahu bahwa hari ini adalah hari tenggat waktu untuk militer dan luar negeri," terangnya.
"Secara keseluruhan, ada 18.008 yang sudah diterima dan 8. 410 yang masih tersedia untuk diterima," beberanya.
Baca juga: Tim Kampanye Biden Siap Kawal Donald Trump Keluar dari Gedung Putih jika Tolak Akui Hasil Pilpres
Jika Biden Menangkan Georgia...
Lebih dalam, jika Biden memenangkan Georgia hari ini bersama dengan negara bagian lain, dia akan memenangkan kursi kepresidenan.
Trump harus memenangkan setiap negara bagian yang tersisa di lapangan untuk mendapatkan masa jabatan kedua dan Biden memimpin di mana-mana.
Biden pada Jumat pagi unggul dengan 28.833 di Pennsylvani.
Tetapi Trump menolak untuk menerima hasil, mengklaim Pilpres penuh dengan tipuan.
Baca juga: Forbes: Trump Imbau Joe Biden Tak Klaim Kursi Kepresidenan seperti Dirinya
Benteng Republik
Seperti diketahui, Georgia telah lama menjadi benteng Republik.
Para pemilih di sana belum pernah memilih calon presiden dari Partai Demokrat sejak Bill Clinton pada tahun 1992.
Trump mengalahkan Hillary Clinton di sana dengan 5 poin persentase pada tahun 2016.
Dan pemerintah negara bagian itu didominasi oleh GOP (Republik).
Tapi cengkeraman partai telah mengendur.
Ketika para pemilih yang lebih tua, berkulit putih, dan cenderung Republikan meninggal, mereka digantikan oleh orang-orang yang lebih muda dan lebih beragam secara rasial.
Banyak di antara pemilih itu pindah ke daerah Atlanta yang berkembang pesat dari negara bagian lain dan membawa serta politik mereka bersama mereka.
Baca juga: Donald Trump ke Joe Biden: Jangan Asal Klaim Jabatan Presiden Amerika Serikat, Saya Juga Bisa
Tren Pemilih
Secara keseluruhan, tren demografis menunjukkan, para pemilih di suatu negara bagian menjadi lebih muda dan lebih beragam setiap tahun.
Seperti area metro lainnya, pinggiran kota Atlanta juga telah menjauh dari Republik.
Pada tahun 2016, Hillary Clinton membalikkan wilayah Cobb dan Gwinnett, tempat Biden saat ini memimpin.
Pada tahun 2018, Stacey Abrams dari Partai Demokrat menyemangati para pemilih kulit hitam dalam upayanya menjadi wanita Afrika-Amerika pertama di negara itu yang memimpin sebuah negara, kampanye yang nyaris membuatnya kalah.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)