Pesona Saiko Iyashinosato Nenba, Tempat Wisata Jepang Mirip Shirakawago, Dihiasi Rumah Tradisional
Distrik Nenba di tepi Danau Barat, tempat atap jerami berbagai rumah kuno Jepang pernah berbaris dengan Gunung Fuji yang indah.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Shirakawago di Perfektur Gifu dikenal sebagai tempat wisata yang indah. Keberadaan rumah-rumah tradisional Jepang di Saiko Iyashinosato Nenba (SIN) bisa dikatakan sebagai Shirakawago mini.
Penuh dengan berbagai rumah tradisional Jepang yang sangat menarik dikunjungi.
Minggu (8/11/2020) saat Tribunnews berkunjung, cuaca mendung sekitar gunung suci bagi warga Jepang, Fuji-san sehingga bagian puncak gunung tertutup awan mendung pekat.
Baca juga: Bidik Ekspatriat Jepang, Takeya Consulting Tangani Penyewaan Unit Apartemen Vasanta
Apabila cuaca cerah sekitar Gunung Fuji, kunjungan ke SIN akan jadi hal yang sempurna, melatarbelakangi daerah pariwisata tradisional Jepang yang terawat dan tertata indah itu.
Sebuah "lanskap pedesaan" yang seharusnya disebut "kampung halaman Jepang" muncul kembali di desa berpemandangan indah yang menghadap Gunung Fuji.
Distrik Nenba di tepi Danau Barat, tempat atap jerami berbagai rumah kuno Jepang pernah berbaris dengan Gunung Fuji yang indah.
Namun semua itu hancur oleh bencana topan tahun 1966, dan kemunculannya telah menjadi bagian dari masa lalu.
Waktu berlalu, dan di Kota Fujikawaguchiko, yang digabungkan pada tahun 2003, memulai proyek untuk mendirikan SIN dan jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Desa Healing (Penyembuhan) Saiko.
Desa beratap jerami, yang merupakan pemandangan asli Jepang, dihidupkan kembali akhirnya pada tanggal 15 Juli 2006. Lalu digunakan secara sistimatis untuk berbagai acara.
Baca juga: Mengenal Kosei Maeda, Pembuat Manga Terkenal Jepang yang Selalu Mempromosikan Kampung Halamannya
Lalu lama kelamaan jumlah bangunan bertambah dan dibuka kembali pada 1 April 2010.
Kampung halaman Jepang itu di sepanjang kawasan pejalan kaki yang dirawat dengan trotoar serpihan kayu dari tempat parkir gratis.
Sebelum memasuki wilayah itu, kini ada beberapa toko restoran yang menyakikan makanan halal, bahkan disediakan pula musala untuk salat bagi kalangan muslim.
Masuk ke lokasi wisata tersebut dikenakan biaya hanya 350 yen per orang dan bagi anak-anak separuh harga.