Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Studi Terbaru Sebut Warga Kulit Hitam dan Asia Lebih Berisiko Terkena Covid-19 daripada Kulit Putih

Orang kulit hitam dan Asia dua kali lebih mungkin terkena Covid-19 daripada orang kulit putih, berdasarkan penelitian terbaru dari Lancet

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Studi Terbaru Sebut Warga Kulit Hitam dan Asia Lebih Berisiko Terkena Covid-19 daripada Kulit Putih
Tolga Akmen / AFP
Seorang dokter ikut serta solidaritas nasional di Downing Street di London pada 28 Mei 2020 - Orang kulit hitam dan Asia dua kali lebih mungkin terkena Covid-19 daripada orang kulit putih, berdasarkan penelitian terbaru dari Lancet 

TRIBUNNEWS.COM - Orang kulit hitam dan Asia dua kali lebih mungkin terkena Covid-19 daripada orang kulit putih, berdasarkan penelitian terbaru dari Lancet, Mirror mengabarkan.

Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 18 juta orang di Inggris dan Amerika Serikat.

Orang kulit hitam memiliki risiko terpapar dua kali lipat.

Sementara orang dari semua latar belakang Asia 1,5 kali lipat lebih mungkin terinfeksi Covid-19.

Penduduk Asia juga diyakini memiliki risiko kematian yang lebih tinggi akibat Covid-19, meski itu belum dikonfirmasi.

Hasil penelitian ini muncul setelah adanya kampanye di Inggris untuk lebih melindungi komunitas Black and Minority Ethnic (BAME) dari dampak beban pandemi.

Baca juga: Studi Baru: Satu dari Lima Pasien COVID-19 Berisiko Alami Gangguan Mental dalam Waktu 90 Hari

Baca juga: Studi dari Stanford Menyebut 30 Ribu Kasus Covid-19 di AS Berasal dari 18 Rapat Umum Donald Trump

Demonstran saat protes Stand up to Racism di luar Downing Street di Whitehall, London pusat, pada 9 Juni 2020
Demonstran saat protes Stand up to Racism di luar Downing Street di Whitehall, London pusat, pada 9 Juni 2020 (JUSTIN TALLIS / AFP)

Penelitian awal menemukan bahwa kelompok tersebut menghadapi risiko penyakit yang parah dan kematian yang lebih tinggi.

Berita Rekomendasi

Para peneliti menyebutnya hasil studi ini sebagai "kepentingan kesehatan masyarakat yang mendesak".

Para peneliti dalam studi terbaru yang menyelidiki masalah ini mengatakan alasan tingkat kematian yang lebih tinggi terjadi pada orang kulit hitam dan Asia karena mereka lebih mungkin dipekerjakan di peran garis depan, seperti di NHS Inggris.

Selain itu, jumlah yang tinggi dari komunitas BAME di Inggris dipekerjakan dalam pekerjaan di mana WFH tidak memungkinkan.

Kedua kelompok etnis itu juga lebih cenderung memiliki status sosial ekonomi yang lebih rendah, dan tinggal di rumah tangga yang padat, ujar para peneliti.

Seorang dokter ikut serta solidaritas nasional untuk menunjukkan terima kasih atas pekerja NHS (Layanan Kesehatan Nasional) Inggris dan staf medis garis depan lainnya di seluruh negeri saat mereka berjuang melawan pandemi virus corona, di luar Downing Street di London pada 28 Mei 2020.
Seorang dokter ikut serta solidaritas nasional untuk menunjukkan terima kasih atas pekerja NHS (Layanan Kesehatan Nasional) Inggris dan staf medis garis depan lainnya di seluruh negeri saat mereka berjuang melawan pandemi virus corona, di luar Downing Street di London pada 28 Mei 2020. (Tolga Akmen / AFP)

Tim dari Universitas Leicester dan Nottingham hanya memasukkan data pasien yang telah menerima tes swab hidung positif atau tes radiologi dan laboratorium yang memeriksa pasien yang memiliki gejala Covid-19.

Mereka yang berasal dari etnis Asia ditemukan memiliki risiko lebih tinggi untuk masuk ke ICU dan bahkan kematian.

Meski begitu, penelitian yang menyelidiki hal ini belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Baca juga: 4 Pertanyaan yang Belum Terjawab Mengenai Vaksin Pfizer, Apakah Aman Bagi Orang Tua?

Baca juga: Masih dalam Tahap Pengujian, Vaksin Pfizer Disebut Memiliki Efektivitas Lebih dari 90%

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas