Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Studi Terbaru Sebut Warga Kulit Hitam dan Asia Lebih Berisiko Terkena Covid-19 daripada Kulit Putih

Orang kulit hitam dan Asia dua kali lebih mungkin terkena Covid-19 daripada orang kulit putih, berdasarkan penelitian terbaru dari Lancet

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Studi Terbaru Sebut Warga Kulit Hitam dan Asia Lebih Berisiko Terkena Covid-19 daripada Kulit Putih
Tolga Akmen / AFP
Seorang dokter ikut serta solidaritas nasional di Downing Street di London pada 28 Mei 2020 - Orang kulit hitam dan Asia dua kali lebih mungkin terkena Covid-19 daripada orang kulit putih, berdasarkan penelitian terbaru dari Lancet 

Dr Manish Pareek, profesor klinis asosiasi penyakit menular di Universitas Leicester, mengatakan:

"Temuan kami menunjukkan bahwa dampak COVID-19 yang tidak proporsional pada komunitas kulit hitam dan Asia terutama disebabkan oleh adanya peningkatan risiko infeksi di kedua komunitas itu."

"Ada banyak penjelasan mengapa ada peningkatan risiko di antara mereka."

"Misalnya, kelompok etnis minoritas biasanya tinggal dalam kelompok keluarga besar di rumah yang sempit, yang membuat penularan makin mudah terjadi."

"Selain itu, mereka biasanya memiliki status sosial ekonomi yang lebih rendah, yang memaksa mereka hidup dalam rumah tangga yang penuh sesak.

"Mereka juga lebih mungkin untuk dipekerjakan di garis depan di mana bekerja dari rumah bukanlah pilihan."

Dr Shirley Sze, dosen klinis akademis National Institute for Health Research, mengatakan:

BERITA TERKAIT

"Bukti yang jelas dari peningkatan risiko infeksi di antara kelompok etnis minoritas adalah kepentingan kesehatan masyarakat yang mendesak."

"Kita harus bekerja untuk meminimalkan paparan virus dalam kelompok berisiko ini dengan memfasilitasi akses ke perawatan kesehatan."

Penemuan ini dipublikasikan di jurnal EClinical Medicine, oleh The Lancet.

Menjelang publikasi penelitian ini, ketua dewan Asosiasi Medis Inggris telah menyerukan penyelidikan atas penanganan tanggapan terhadap pandemi, termasuk "perlindungan" terhadap komunitas BAME.

Dr Chaand Nagpaul mengatakan pada Rabu (11/11/2020):

"Penyelidikan publik harus membahas setiap langkah dengan baik, mulai dari masalah pengujian dan kekurangan APD, hingga krisis di rumah sakit dan perlindungan yang tertunda dari komunitas BAME."

"Semua itu memiliki dampak besar pada perkembangan virus ini dan bagaimana NHS mampu mengatasi jumlah kasus yang meningkat."

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas