Tokyo, Osaka dan Fukuoka di Jepang Bersaing Ketat Agar Menjadi Kota Finansial Internasional
Tiga kota di Jepang, Tokyo, Osaka dan Fukuoka bersaing ketat untuk bisa menjadikan mereka sebagai Kota Finansial Internasional.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tiga kota di Jepang, Tokyo, Osaka dan Fukuoka bersaing ketat untuk bisa menjadikan mereka sebagai kota Finansial Internasional setelah Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga memberi lampu hijau untuk bersaing.
"Jepang diharapkan dapat melakukan revitalisasi pasar dengan menarik personel keuangan dari luar negeri," kata Yoshihide Suga kepada wartawan Oktober 2020 lalu.
Rencananya adalah untuk menarik pekerja berketerampilan tinggi dari seluruh negara di dunia melalui fasilitas pajak dan aturan tempat tinggal khusus yang akan berlaku di seluruh tempat di Jepang.
Kota yang dapat menunjukkan prestasi yang mantap akan menerima dukungan pemerintah yang terfokus dalam pengembangannya sebagai pusat keuangan (finansial) internasional.
"Tentu saja saya mengharapkan Tokyo untuk berkembang (sebagai pusat)," kata PM Suga.
Baca juga: Kota Metropolitan Tokyo Jepang Peringkat Pertama Sebagai Kota Layak Huni di Dunia
Suga juga berbicara tentang rencana untuk menciptakan lingkungan di mana fungsi keuangan dapat ditingkatkan di seluruh Jepang, meningkatkan kemungkinan bahwa sebuah pusat lainnya dapat berada di kota lain.
Kebanggaan Tokyo pun semakin meningkat lagi dan Gubernur Tokyo Yuriko Koike, Jumat (13/11/2020) merasa senang mengetahui Tokyo sebagai tempat layak huni terbaik, terpilih oleh majalah Global Finance Amerika Serikat.
Tokyo sebelumnya telah menjadi kota pilihan bagi inisiatif yang dipimpin pemerintah untuk membentuk pusat keuangan, mengingat konsentrasi yang tinggi dari kantor pusat dan cabang kelompok keuangan.
Ibu kota Jepang menawarkan visa khusus untuk memilih kedatangan asing, misalnya.
Meskipun demikian, kota ini tertinggal.
Indeks Pusat Keuangan Global terbaru, yang diterbitkan pada bulan September, menempatkan New York, London dan Shanghai sebagai tiga besar.
Tokyo merosot satu tempat ke urutan keempat.
Kritikus mengatakan tarif pajak yang tinggi dan hambatan bahasa adalah salah satu alasan kinerja kota yang relatif buruk.