Donald Trump Dikabarkan Akan Gelar Kampanye Pilpres 2024 di Hari yang Sama saat Joe Biden Dilantik
Donald Trump dilaporkan sedang mempertimbangkan mengadakan acara kampanye untuk pencalonan presiden 2024 yang akan berlangsung pada Hari Pelantikan
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Donald Trump dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mengadakan acara kampanye untuk pencalonan presiden 2024 yang akan berlangsung pada Hari Pelantikan Joe Biden.
The Daily Beast, mengutip sumber yang mengetahui percakapan tentang kemungkinan pencalonan Trump di 2024, melaporkan bahwa Trump sedang menyusun strategi ke depan setelah dia mundur dari kursi kepresidenan.
Pembicaraan berkisar pada meluncurkan pencalonan lagi sebagai presiden dalam empat tahun setelah masa jabatan pertama Biden hampir berakhir.
"Ini akan menjadi keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya, untuk menjadi tuan rumah acara kampanye pada hari pelantikan Biden," tulis Carl Tobias, profesor hukum Universitas Richmond kepada Business Insider dalam pernyataan melalui email.
"Tidak ada seorang pun yang kalah dalam Pilpres yang kemudian mengumumkan niat untuk mencalonkan diri lagi di hari pelantikan presiden baru," kata Tobias.
Baca juga: Donald Trump Sebut akan Tinggalkan Gedung Putih Jika Electoral College Memilih Joe Biden
Baca juga: Donald Trump Lagi-lagi Klaim Menang Pemilu saat Rapat dengan Anggota Partai Republik di Pennsylvania
Awal bulan ini, Trump telah melayangkan kemungkinan pencalonan Pilpres 2024.
Ia mengatakan kepada para sekutunya bahwa dia mungkin mengumumkan pencalonannya segera pada akhir Desember.
Diskusi tersebut disebut sebagai upaya Trump untuk terus menggagalkan kepresidenan Biden.
Biden memenangkan kursi kepresidenan beberapa minggu lalu, tetapi Trump berulang kali menolak untuk menyerah.
Pada satu titik, Trump tampaknya mengakui hasil dan mengakui kemenangan Biden.
Tetapi dia dengan cepat menarik kembali komentar itu, mengatakan "Saya TIDAK mengakui APA PUN."
Mereka yang dekat dengan Trump, termasuk Wakil Presiden Mike Pence, telah mencoba membuat gagasan yang salah bahwa pemerintahannya akan berlanjut.