United Airlines Mulai Terbangkan Vaksin Covid-19 Pfizer
United Airlines Holdings Inc. dikabarkan mulai mengoperasikan penerbangan charter membawa vaksin virus corona (Covid-19) Pfizer.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - United Airlines Holdings Inc. dikabarkan mulai mengoperasikan penerbangan charter pada hari Jumat lalu, membawa vaksin virus corona (Covid-19) Pfizer untuk pengiriman massal.
Ini dilakukan setelah proses inokulasi terkait vaksin ini disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA).
Dikutip dari laman Fox News, Minggu (29/11/2020), maskapai ini akan menerbangkan pesawat sewaan antara Bandara Internasional Brussels, Belgia dan Bandara Internasional Chicago O'Hare, Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari upaya 'pengiriman massal vaksin yang pertama'.
Langkah ini didukung pula oleh Federal Aviation Administration (FAA).
Kabar terkait penerbangan charter ini muncul saat perusahaan farmasi AS Pfizer mulai berencana memindahkan vaksin secara cepat setelah FDA dan regulator lainnya menyetujuinya.
Baca juga: Vaksin Covid-19 dari AstraZeneca Kurang Efektif Dibandingkan Pfizer & Moderna, Tapi Ini Kelebihannya
Pfizer telah meningkatkan kapasitas penyimpanan di dua lokasi distribusi tertentu yakni di Pleasant Prairie yang merupakan sebuah desa di negara bagian Wisconsin AS, serta Karlsruhe, sebuah kota di Jerman.
Pfizer berencana menggunakan wadah penyimpanan beku yang memiliki ukuran sebesar koper dalam pesawat kargo dan truk untuk mendistribusikan vaksin ini ke seluruh dunia.
Kendati demikian, Pfizer dan United Airlines belum memberikan tanggapan terkait kabar tersebut.
United Airlines akan memperoleh izin untuk lima kali membawa jumlah es kering yang biasanya diizinkan dalam pesawat untuk menjaga agar vaksin Pfizer tetap pada suhu dingin yang diperlukan.
Sementara itu, maskapai kargo dan maskapai penumpang lainnya kini juga mulai mempersiapkan pengiriman vaksin ini di masa mendatang.
Sebelumnya, Asisten Profesor Filsafat di George Mason University, Andrew Peterson telah mengemukakan masalah kompleks dalam pengangkutan dan pendistribusian vaksin ini.
Hal itu karena vaksin harus disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius atau di bawahnya.
"Logistik pendistribusian vaksin Pfizer, jika terbukti aman dan efektif, tidak diragukan lagi akan menjadi tugas yang sangat berat," kata Peterson.
Baca juga: Vaksin Virus Corona Asal Rusia Sputnik V Bakal Lebih Murah dari Pfizer dan Moderna
Selain menjaga agar suhu vaksin tetap berada di bawah minus 70 derajat Celcius, ia mengatakan bahwa penjagaan ekstra pun harus dilakukan terhadap vaksin tersebut agar tidak dicuri.
"Di luar tantangan pengangkutan vaksin secara fisik melalui udara dan darat ke pusat distribusi di seluruh Amerika dan internasional, ada kendala tambahan dalam menjaga vaksin pada suhu di bawah nol dan memantau pengirimannya dari tindakan pencurian," tegas Peterson.
Pada pekan lalu, Pfizer dan mitranya, perusahaan BioTeknologi asal Jerman, BioNTech meminta persetujuan darurat untuk kandidat vaksin mereka dalam upaya untuk menyebarkannya ke populasi global sesegera mungkin.
Vaksin ini diklaim memiliki efektivitas lebih dari 90 persen melawan Covid-19.