Langkah Pertama Joe Biden saat Masuk Gedung Putih: Kampanyekan 100 Hari Memakai Masker
Presiden terpilih Joe Biden berencana untuk meminta warga Amerika memakai masker selama 100 hari pertamanya di Gedung Putih
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Joe Biden telah lama mendesak warga Amerika untuk memakai masker untuk memerangi pandemi COVID-19, The Hill melaporkan.
Kini, saat wawancara dengan Jake Tapper CNN pada Kamis (3/12/2020), Biden menetapkan rentang waktu spesifik tentang keinginannya itu.
"Hanya 100 hari memakai masker, tidak selamanya. 100 hari. Dan saya pikir kita akan melihat penurunan yang signifikan dalam infeksi COVID-19," kata Biden.
Meski Biden ingin semua orang memakai masker, ia tidak memiliki kewenangan konstitusional untuk langsung memerintahkan orang untuk memakai masker secara nasional.
Baca juga: Trump Kehilangan 130 Ribu Pengikut di Twitter sejak Kalah Pilpres, Joe Biden Kebanjiran Followers
Baca juga: Susunan Kabinet Joe Biden: 9 Orang Diumumkan Sejauh Ini, Terbaru Ada Neera Tanden dan Janet Yellen
Beberapa ahli menyarankan Biden bisa menghubungkan pendanaan federal dengan undang-undang masker negara bagian.
Biden juga bisa menekan walikota setempat untuk memberlakukan mandat sendiri jika gubernur tidak kooperatif.
Biden telah membahas gagasan mandat dengan anggota bipartisan dari Asosiasi Gubernur Nasional.
Ia mengatakan akan memanggil gubernur Republik secara pribadi dan mendesak mereka untuk mengesampingkan politik demi kesehatan masyarakat.
Dalam pidatonya bulan lalu, Biden mengimbau orang Amerika untuk mengesampingkan politik dan memakai masker.
"Sudah waktunya untuk mengakhiri politisasi langkah-langkah kesehatan masyarakat yang mendasar dan bertanggung jawab seperti pemakaian masker dan jarak sosial," kata Biden.
"Masker bukanlah pernyataan politik, tapi itu cara yang baik untuk mulai menyatukan negara."
5 Rencana Presiden Terpilih Joe Biden Memberantas Covid-19 di Amerika Serikat
Presiden dan wakil presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden dan Kamala Harris mengungkapkan akan menerapkan langkah-langkah yang berbeda dengan yang dilakukan Donald Trump terkait penanganan Covid-19.
"Pandemi semakin mengkhawatirkan di seluruh negeri," kata Biden, Jumat (6/11/2020), seperti yang dilansir CNN.com.
"Saya ingin semua orang tahu pada hari pertama, kami akan menjalankan rencana kami untuk mengendalikan virus ini."
Jumlah kasus baru di Amerika kian melonjak.
Nantinya pada saat Biden menjabat 20 Januari 2021, Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington Institute memproyeksikan akan ada lebih dari 372.000 kematian Covid-19, 135.000 lebih banyak daripada total saat ini.
Baca juga: Joe Biden Memenangkan Pilpres Amerika 2020, tapi Perhitungan Suara Masih Terus Berlanjut
Baca juga: PM Pakistan Minta Agar Pemerintahan Joe Biden Atasi Masalah Suaka Pajak Para Pemimpin Korup
"Pada saat pemerintahan Biden-Harris mengambil alih, virus ini akan merajalela melalui komunitas di seluruh Amerika Serikat," kata Dr Megan Ranney, seorang dokter darurat di Brown University, Minggu (8/11/2020) kepada CNN.
Untuk itu, Biden-Harris telah menerapkan berbagai langkah untuk memerangi pandemi.
Berikut lima rencana Biden mengatasi virus corona AS saat ia mulai menjabat sebagai presiden.
1. Peningkatan pengujian dan pelacakan kontak
Nomor satu di daftar janji Biden adalah lebih banyak pengujian dan pelacakan kontak.
Pengujian telah meningkat secara dramatis sejak hari-hari awal pandemi.
Tetapi para ilmuwan mengatakan Amerika membutuhkan puluhan juta tes per hari untuk menjaga agar negara tetap berjalan dengan aman.
Bahkan 10 bulan setelah pandemi, pengujian masih belum cukup.
Tanpa pengujian, para ilmuwan tidak bisa mendapatkan gambaran yang jelas tentang di mana virus menyebar.
Dengan sebanyak 40 persen kasus Covid-19 diperkirakan asimtomatik, hasil tes cepat adalah kunci untuk menghentikan penyebaran penyakit.
Penelitian telah menemukan sekitar 75 persen kontak yang terinfeksi perlu dikarantina untuk menghentikan penyebaran.
Biden berjanji bahwa semua orang Amerika akan memiliki akses pengujian yang "reguler, andal, dan gratis".
Mereka mengatakan akan menggandakan situs pengujian drive-through, berinvestasi dalam teknologi baru, dan membuat Korps Pekerjaan Kesehatan Masyarakat AS yang akan memobilisasi setidaknya 100.000 pelacak kontak yang kompeten secara budaya.
Biden mengatakan dia juga akan mencontoh administrasi Franklin D. Roosevelt dan membuat sesuatu yang mirip dengan Dewan Produksi Perang, yang membantu mengawasi konversi pabrik masa damai menjadi pabrik yang membuat peralatan dan senjata militer.
Badan Pengujian Pandemi, kata Biden, akan membantu memproduksi dan mendistribusikan puluhan juta pengujian.
2. Investasi tambahan dalam vaksin dan perawatan
Sejak Maret, pemerintahan Trump telah menghabiskan miliaran untuk mengembangkan dan meningkatkan vaksin dan perawatan Covid-19 melalui Operation Warp Speed.
Sasarannya adalah untuk memproduksi dan mengirimkan 300 juta dosis vaksin yang aman dan efektif pada Januari 2021.
Beberapa vaksin potensial sedang dalam uji coba skala besar.
Negara bagian mengajukan rencana distribusi vaksin mereka ke CDC beberapa minggu lalu.
Tetapi negara bagian tidak menerima dana dari Kongres untuk mulai membangun infrastruktur yang diperlukan untuk mendistribusikan vaksin tersebut kepada puluhan juta orang.
Biden berjanji untuk menginvestasikan 25 miliar dolar AS lebih untuk membuat dan mendistribusikan vaksin kepada semua orang di AS secara gratis.
Mereka mengatakan politik tidak akan memainkan peran apapun soal persetujuan vaksin.
Administrasi baru akan membuat data klinis untuk vaksin yang disetujui tersedia untuk umum.
Kampanye Biden juga menjanjikan terapi dan obat-obatan akan terjangkau.
3. Masker wajib dan lebih banyak APD
Biden mengatakan akan bekerja dengan gubernur dan wali kota setempat untuk mewajibkan penggunaan masker di depan umum.
Sebuah studi pemodelan Oktober menunjukkan, jika 95 persen orang Amerika mengenakan masker, lebih dari 100.000 nyawa dapat diselamatkan dari Covid-19.
Tim Biden juga mengatakan akan menangani masalah dengan alat pelindung diri bagi petugas kesehatan.
Beberapa penelitian menunjukkan, terjadi kekurangan yang parah pada APD diri sejak awal 2020, dan beberapa kekurangan menjadi lebih buruk, menurut analisis American Hospital Association pada bulan September.
Seringkali, staf medis dan panti jompo harus menggunakan kembali sarung tangan, masker, dan peralatan pelindung lainnya.
Serikat pekerja, National Nurses United, memperkirakan lebih dari 1.700 pekerja perawatan kesehatan telah meninggal dalam pandemi.
Antara Maret dan Mei, 6 persen dari semua pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 adalah petugas kesehatan, menurut laporan CDC bulan Oktober.
Meskipun pemerintahan Trump telah mengklaim menggunakan Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk meningkatkan produksi APD, analisis non-partisan pada bulan September menemukan bahwa hal itu jarang dilakukan.
Biden mengatakan dia akan menggunakan kekuatan itu untuk memastikan stok pasokan nasional terisi penuh.
Ia juga berjanji akan membantu menciptakan produk yang dibuat sendiri oleh Amerika sehingga AS tidak bergantung pada negara lain.
Selain mendorong Kongres untuk mengeluarkan paket darurat guna membantu sekolah membayar persediaan pandemi, pemerintahan Biden akan membuat "paket restart" untuk membantu usaha kecil membayar peralatan pelindung dan kaca plexiglass.
4. Dorongan untuk 'panduan berbasis bukti yang jelas serta konsisten'
Pemerintahan Biden juga mengatakan akan mendorong CDC untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam memberikan panduan khusus kepada masyarakat tentang kapan bisnis mereka perlu ditutup.
Kritikus Trump mengatakan, CDC telah dikesampingkan demi membuka kembali ekonomi.
Tim Biden mengatakan akan membuat Dasbor Pandemi Nasional sehingga orang dapat mengukur sendiri, secara real time, berapa banyak penyakit yang ada di daerah mereka.
Namun tingkat data seperti itu sulit ditemukan.
Biden juga akan membentuk Satuan Tugas Disparitas Ras dan Etnis Covid-19 yang akan menjadi Satuan Tugas Penyakit Menular Disparitas Rasial permanen setelah pandemi yang akan mengatasi masalah disparitas dalam sistem kesehatan masyarakat.
Komunitas kulit hitam, Hispanik dan Indian Amerika memiliki tingkat infeksi dan rawat inap yang jauh lebih tinggi.
5. Bergabung kembali dengan WHO
Pemerintahan Trump secara resmi memulai proses pengunduran diri dari Organisasi Kesehatan Dunia pada Juli.
Biden mengatakan dia akan membangun kembali hubungan AS dengan WHO.
Pemerintahan Biden juga mengatakan pihaknya berencana untuk memperluas jajaran pengawasan CDC, sehingga para detektif penyakitnya dapat melihat ancaman serupa di masa depan.
Selama pemerintahan Trump, PREDICT, program pelacakan patogen yang mencari ancaman penyakit di masa depan seperti virus corona, telah dibubarkan.
Biden berkata dia akan meluncurkannya kembali.
Biden juga mengatakan akan memulihkan Direktorat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih untuk Keamanan Kesehatan Global dan Biodefense, yang sebelumnya diubah oleh pemerintahan Trump menjadi organisasi lain pada tahun 2018.
Direktorat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dibuat oleh pemerintahan Obama pada tahun 2016 untuk membantu mengelola ancaman seperti Ebola.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)