Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meski Geram, Iran Disebut Tak akan Buru-buru Balas Dendam atas Kematian Ilmuwan Nuklirnya

Iran disebut tidak mungkin melakukan balas dendam atas kematian ilmuwan nuklirnya, Mohsen Fakhrizadeh, dalam waktu dekat.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Meski Geram, Iran Disebut Tak akan Buru-buru Balas Dendam atas Kematian Ilmuwan Nuklirnya
KEMENTERIAN PERTAHANAN IRAN / AFP
Foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Iran pada Senin 30 November 2020 menunjukkan anggota pasukan Iran membawa peti mati ilmuwan nuklir terkemuka Mohsen Fakhrizadeh selama upacara pemakamannya di ibu kota Iran, Teheran. Dengan pemakaman yang layak untuk "martir" terbesar Republik Islam, Teheran memberikan penghormatan terakhir kepada seorang ilmuwan yang tewas dalam pembunuhan yang disalahkan atas Israel, dan berjanji untuk melanjutkan pekerjaannya. Dalam sebuah dokumen yang bocor, klaim seorang jurnalis Iran, terungkap detail rinci dan rumit pembunuhan ilmuwan nuklir ini, dengan melibatkan 62 orang, 12 di antaranya adalah pembunuh yang memberondongkan peluruh ke mobil Fakhrizadeh, dan 2 sniper. 

TRIBUNNEWS.COM - Iran disebut tidak mungkin melakukan balas dendam atas kematian ilmuwan nuklirnya, Mohsen Fakhrizadeh, dalam waktu dekat.

Hal tersebut disampaikan perwakilan utama AS untuk Iran kepada Reuters, Kamis (3/12/2020). 

Lebih lanjut, perwakilan AS itu menyebut pembalasan dendam ini berkaitan dengan pelantikan presiden AS terpilih, Joe Biden.

Mohsen Fakhrizadeh merupakan ilmuwan nuklir top di Iran.

Walau informasi mengenai sosoknya tidak banyak dibicarakan, Fakhrizadeh dinobatkan Israel sebagai kunci dari senjata nuklir Iran.

Fakhrizadeh tewas dibunuh di dekat Teheran pada Jumat (27/11/2020) waktu setempat.

Baca juga: Iran Tuduh Barat Dukung Israel atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Mohsen Fakhrizadeh

Baca juga: Ahli: Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran Tak Akan Gagalkan Program Nuklir

Foto yang disediakan oleh situs web resmi Pemimpin Tertinggi Iran pada 27 November 2020, menunjukkan ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 23 Januari 2019. Iran mengatakan Mohsen Fakhrizadeh, salah satu ilmuwan nuklir paling terkemuka, tewas dalam serangan terhadap mobilnya di luar Teheran yang dituduh musuh bebuyutan Israel berada di belakang dan bersumpah akan membalasnya.
Foto yang disediakan oleh situs web resmi Pemimpin Tertinggi Iran pada 27 November 2020, menunjukkan ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 23 Januari 2019. Iran mengatakan Mohsen Fakhrizadeh, salah satu ilmuwan nuklir paling terkemuka, tewas dalam serangan terhadap mobilnya di luar Teheran yang dituduh musuh bebuyutan Israel berada di belakang dan bersumpah akan membalasnya. (KHAMENEI.IR / AFP)

Ilmuwan terkemuka ini disergap di jalan raya dan mobilnya diberondong peluru.

Berita Rekomendasi

Perwakilan khusus Washington untuk Iran dan Venezuela, Elliott Abrams, mengatakan dalam wawancaranya bahwa Teheran sangat membutuhkan keringanan sanksi dari Amerika Serikat.

Hal inilah yang akan menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan mereka saat Joe Biden mengambil alih sebagai Presiden AS yang baru.

Joe Biden akan resmi menjadi Presiden AS ke-46 menggantikan Donald Trump pada 20 Januari 2021 mendatang.

"Jika mereka menginginkan keringanan sanksi, mereka tahu bahwa mereka harus memasuki semacam negosiasi setelah 20 Januari."

"Dan harus menjadi pemikiran mereka bahwa mereka tidak ingin melakukan aktivitas apa pun antara sekarang dan 20 Januari yang membuat keringanan sanksi semakin sulit didapat," katanya.

Tokoh agama dan militer Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan Fakhrizadeh.

Di sisi lain, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak mengomentari insiden pembunuhan ini.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas