Rencana Netanyahu Temui el-Sisi, Tak Akan Ubah Persepsi Publik Mesir Soal Israel
Benjamin sNetanyahu semula akan berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, namun akhirnya ditunda.
Penulis: Reza Deni
Editor: Choirul Arifin
Mantan Duta Besar Israel untuk Mesir Zvi Mazel mengatakan bahwa pertemuan itu tidak akan terbatas pada diskusi ekonomi saja, namun juga kemungkinan mencakup keamanan dan diplomasi.
Karena beberapa saat lagi, AS akan dipimpin oleh Presiden Terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Presiden AS era Presiden ke-44 Barack Obama.
Di masa pemerintahan Obama yang juga dari Partai Demokrat, Mesir memiliki hubungan yang kurang baik dengan AS.
Hal ini dipicu tuduhan dari pemerintahan Obama yang menyebut Mesir melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan menunda bantuan militer ke negara Arab.
"Pemerintahan (Presiden terpilih AS) Joe Biden dianggap sebagai masalah di Mesir, terutama karena membawa kembali ingatan mengenai Barack Obama yang menuduh Kairo melanggar HAM dan menangguhkan bantuan militer ke negara Arab."
"Mereka khawatir sejarah bisa terulang, jadi mereka ingin berkonsultasi dengan Israel," jelas Mazel.
Terkait rencana pertemuan Netanyahu dan el-Sisi, Mazel menilai bahwa akan ada pembahasan pula mengenai ancaman Iran.
Iran dilaporkan telah bergerak untuk meningkatkan pengayaan uraniumnya, dan sedang menuju kemerdekaan nuklir.
Ini dilakukan menyusul terjadinya pembunuhan terhadap seorang Ilmuwan nuklir terkemuka Iran, Mohsen Fakhrizadeh.
Spekulasi pun meningkat dan menyebut bahwa Fakhrizadeh mungkin telah dibunuh oleh agen mata-mata Israel, Mossad.
Perkembangan kasus ini mendorong Israel meningkatkan kewaspadaan.
Para pejabat di Yerusalem pun mengatakan bahwa Iran mungkin hanya menunggu beberapa bulan lagi untuk 'mendapatkan bom nuklir' yang bisa digunakan dalam upaya melawan negara Yahudi dan saingan regional lainnya.
Namun tuduhan itu langsung dibantah oleh Iran.
"Mesir tidak begitu terancam oleh Iran. Ini adalah negara besar dan Presiden el-Sisi tidak sering mengutuknya, jadi Iran tidak terburu-buru untuk terlibat dalam pertempuran dengan Mesir," kata Mazel.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.