Penelitian Terbaru: Virus Corona Ternyata Telah Ada di AS Sebelum Muncul di Wuhan China
Sampel tersebut diambil lebih dari dua minggu sebelum wabah COVID-19 dikonfirmasi secara resmi di Wuhan pada 31 Desember 2019.
Editor: Hasanudin Aco
Audit kit pengujian menemukan bahwa mereka tidak efektif dalam mendeteksi Covid-19.
Sementara kurangnya alat pelindung diri memaksa pejabat kesehatan untuk membuat virus tidak aktif sebelum pengujian.
"Pengujian retrospektif pada sampel awal menemukan bahwa sampel yang menunjukkan alat uji SARS negatif sebagian besar positif untuk virus corona baru," sebut dokumen tersebut seperti dikutip dalam laporan CNN.
Dokumen tersebut juga menunjukkan wabah influenza yang dirahasiakan mulai Desember 2019 di provinsi Hubei, lebih parah di Yichang dan Xianning daripada di Wuhan.
Kementerian Luar Negeri China, Komisi Kesehatan Nasional, dan Komisi Kesehatan Hubei tidak menanggapi temuan dokumen tersebut ketika dihubungi oleh CNN.
"Jelas mereka melakukan kesalahan - dan bukan hanya kesalahan yang terjadi ketika Anda berurusan dengan virus baru - juga kesalahan birokrasi dan bermotif politik dalam cara mereka menanganinya," jelas Yanzhong Huang, seorang rekan senior untuk kesehatan global di Council on Foreign Relations.
"Ini memiliki konsekuensi global. Anda tidak pernah dapat menjamin transparansi 100%. Ini bukan hanya tentang penyembunyian yang disengaja, Anda juga dibatasi oleh teknologi dan masalah lain dengan virus baru," tambahnya.
Sumber: TheIndependent.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Dokumen bocor: China bohong tentang data kasus Covid-19 dan salah penanganan pandemi