Penelitian Terbaru: Virus Corona Ternyata Telah Ada di AS Sebelum Muncul di Wuhan China
Sampel tersebut diambil lebih dari dua minggu sebelum wabah COVID-19 dikonfirmasi secara resmi di Wuhan pada 31 Desember 2019.
Editor: Hasanudin Aco
Menurut WHO, penelitian itu berupaya untuk menemukan spesies hewan yang diduga asal virus corona.
Hingga saat ini penelitian masih belum menemukan hasil. Tim khusus bernama Lancet ini juga akan fokus pada penyebaran awal Sars-CoV-2.
WHO mengatakan timnya akan memulai penyelidikannya di Wuhan. Upaya untuk menemukan bagaimana virus corona bisa melewati batas hewan-manusia dinilai WHO bisa memakan waktu bertahun-tahun dan tidak akan pernah tercapai. (Kontan.co.id)
Bocor, China Berbohong Soal Data Kasus Covid-19 dan Salah Tangani Pandemi
Diberitakan Tribunnews dari Kontan pada Rabu (2/12/2020), sebuah dokumen penting ihwal informasi Covid-19 di China bocor. Data yang dilaporkan Pemerintah China menyebutkan jumlah kasus infeksi Covid-19 lebih sedikit dari jumlah kasus Covid-19 yang sebenarnya.
Pemerintah China juga dinilai meremehkan tingkat keparahan virus dan gagal dengan segera melakukan diagnosis kasus pada tahap awal pandemi Covid-19.
Independent melaporkan, dalam dokumen internal setebal 117 halaman yang berasal dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Hubei, yang diperoleh CNN menunjukkan bagaimana Partai Komunis Tiongkok menyembunyikan informasi penting saat dunia bergulat untuk menahan penyebaran virus yang cepat.
Baca juga: Kim Jong Un Dikabarkan Telah Terima Suntikan Vaksin Covid-19 dari China meski Belum Terbukti Efektif
Pada 10 Februari, China secara terbuka melaporkan 2.478 kasus baru yang dikonfirmasi sementara secara pribadi melaporkan 5.918 kasus baru.
Dari angka tersebut, terdapat perbedaan 139 persen.
Baca juga: Analisis AS Sebut China Berikan Kandidat Vaksin Covid-19 kepada Kim Jong Un dan Keluarga
Pada 17 Februari, China secara terbuka melaporkan kematian baru di provinsi Hubei, tempat pandemi diyakini berasal dari Wuhan, sebanyak 93 kasus.
Sementara secara pribadi melaporkan 196 kasus. Ada perbedaan lebih dari dua kali lipat.
Pada 7 Maret, China secara terbuka melaporkan total kematian di Hubei pada angka 2.986, sementara secara pribadi melaporkan 3.456.
Dokumen tersebut memberikan wawasan tentang respons sistem perawatan kesehatan terhadap pandemi antara Oktober 2019 dan April 2020.
Pada bulan Maret yang mendekati puncak pandemi, pihak berwenang China membutuhkan waktu rata-rata 23,3 hari - lebih dari tiga minggu - dari timbulnya gejala untuk secara positif mendiagnosis kasus Covid-19 yang dikonfirmasi.