Presiden Rusia Vladimir Putin Ucapkan Selamat kepada Biden atas Kemenangan dalam Pemilu AS
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengirimkan telegram berisi ucapan selamat kepada Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengirimkan telegram berisi ucapan selamat kepada Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden, menyusul kemenangan mantan Wakil Presiden AS itu dalam Pemilu AS 2020.
Dalam telegram tersebut, Putin menyatakan keyakinannya bahwa Rusia dan AS yang sama-sama memikul tanggung jawab khusus untuk menjaga keamanan dan stabilitas global, benar-benar dapat berkontribusi untuk menyelesaikan banyak masalah dan tantangan saat ini yang dihadapi dunia, terlepas dari perbedaan antara kedua negara.
Baca juga: Trump dan Biden Dinilai Sama Saja, Kebijakan Amerika Serikat Terhadap Iran Tak Akan Berubah
Baca juga: Usai Putusan Electoral College, Putin Ucapkan Selamat kepada Joe Biden Sebagai Presiden Terpilih AS
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (15/12/2020), ia juga mengatakan dalam pesannya bahwa Rusia siap berkolaborasi dan berhubungan dengan pemerintahan Biden.
"Kerja sama berbasis saling menghormati antara kedua negara ini tidak hanya akan melayani kepentingan AS dan Rusia, tetapi juga seluruh dunia," kata Putin, dalam surat tersebut.
Perlu diketahui, kandidat Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden diproyeksikan memenangkan pemilihan presiden AS yang digelar pada 3 November lalu.
Namun Presiden saat ini Donald Trump telah menentang hasil pemungutan suara itu.
Ia mengklaim bahwa telah terjadi perusakan surat suara dan penghitungan suara ilegal pada banyak negara bagian.
Penghitungan dan sertifikasi hasil pemungutan suara pun turut ditunda di beberapa negara bagian yang menjadi medan pertempuran utama bagi Biden dan Trump, termasuk Georgia dan Pennsylvania.
Tim kampanye Trump kemudian mengajukan banyak tuntutan hukum untuk memprotes electoral college yang dianggap menguntungkan Biden.