Yaman Urutan Pertama Negara Paling Berisiko Alami Bencana Kemanusiaan di 2021
Perang antara kelompok Houthi pro-Iran dan faksi Yaman yang didukung Arab Saudi dan Emirat Arab jadi pemicunya.
Editor: Setya Krisna Sumarga
Lowcock di depan Dewan Keamanan PBB mengatakan, selama 2020 Yaman hanya menerima sumbangan sekitar US $ 1,5 miliar dari US $ 3,4 miliar yang dibutuhkan.
Tahun sebelumnya menerima hampir US $ 3 miliar. Menurut PBB, 80 persen dari 30 juta orang Yaman membutuhkan bantuan atau perlindungan dasar.
Sekitar 13,5 juta orang Yaman saat ini menghadapi kerawanan pangan akut, termasuk 16.500 orang menurut data PBB hidup dalam kondisi kelaparan.
Pada 2014, kelompok pemberontak Houthi yang memperoleh dukungan Iran merebut sebagian besar negara itu, termasuk ibukota Sanaa.
Perang meningkat pada Maret 2015, ketika koalisi militer pimpinan Arab Saudi turun tangan dalam upaya memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang didukung Riyadh.
Koalisi telah dibantu oleh beberapa kekuatan barat, termasuk Amerika Serikat. Kedua belah pihak sejak itu dituduh melakukan kejahatan perang.
Sekira 100.000 Orang Tewas Akibat Perang di Yaman
Menurut laporan Proyek Wilayah Konflik Bersenjata dan Data Peristiwanya, pertempuran telah menewaskan lebih dari 100.000 orang hingga saat ini.
Pembicaraan damai yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik telah terhenti sejak akhir 2018.
Para pejabat PBB telah berulang kali berupaya menghidupkan kembali negosiasi dan mengakhiri apa yang disebutnya sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Krisis melanda Afghanistan dan Ethiopia
Afghanistan menduduki peringkat kedua setelah Yaman. Kebuntuan yang sedang berlangsung dalam pembicaraan damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan telah menggagalkan pengakhiran konflik hampir 20 tahun di negara itu.
"Kebutuhan kemanusiaan di Afghanistan berkembang pesat di tengah Covid-19, dan kekerasan yang tak henti-hentinya, yang dapat meningkat pesat pada 2021 jika pembicaraan damai intra-Afghanistan gagal membuat kemajuan," kata IRC.
Ethiopia naik ke lima besar dalam daftar pantauan untuk pertama kalinya, karena krisis yang sedang berlangsung di wilayah Tigray utara.