Serangan Bom saat Konvoi Anggota Parlemen Afghanistan, Seorang Sumber: Ledakannya Dahsyat
Seorang sumber mengatakan ledakan bom yang menyerang konvoi anggota parlemen Afghanistan, Minggu (20/12/2020), terdengar dahsyat.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
Kelompok bersenjata ISIL (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas berbagai serangan di Kabul dalam beberapa bulan terakhir, termasuk lembaga pendidikan, yang menewaskan 50 orang, dimana sebagian besar adalah pelajar.
Baca juga: Mekanik di Maskapai Amerika Serikat Ini Tewas Setelah Tertimpa Mesin Pesawat
Baca juga: Tanggapi Tekanan Amerika, Damaskus Takkan Usir Iran/Hizbollah dari Suriah
ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas serangan roket di pangkalan utama Amerika Serikat (AS) di Afghanistan pada Sabtu.
Menurut NATO dan pejabat provinsi, tidak ada korban dalam serangan itu.
Pembicaraan Damai
Pemerintah Afghanistan dan Taliban telah berbicara soal perdamaian yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama lebih dari dua bilan, namun konflik brutal di negara tersebut terus berlanjut.
Pembicaraan yang awalnya dilakukan pada September lalu di Qatar, menyusul kesepakatan penting AS-Taliban yang dicapai pada Februari, telah ditangguhkan.
Pembicaraan itu diketahui akan dilanjutkan pada 5 Januari mendatang.
Masih mengutip AlJazeera, AS setuju untuk menarik semua pasukan dari Afghanistan pada Mei 2021, dengan imbalan jaminan keamanan dan komitmen dari Taliban untuk mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Kabul.
Namun, terlepas dari pembicaraan itu, Kabul telah dilanda gelombang kekerasan dalam beberapa bulan terakhir.
Awal pekan ini, ketua kepala staf gabungan AS, Mark Milley, mengadakan pertemuan tanpa pemberitahuan dengan para pemimpin Taliban di Doha, untuk membahas aspek militer dari perjanjian AS-Taliban, Februari lalu.
Perjanjian tersebut, yang ditandatangani di Qatar, dimana Taliban mempertahankan kantor politik, dimaksdukan untuk mengatur panggung pembicaraan damai langsung antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.
Baca juga: PROFIL Anggota Kabinet Joe Biden: Pribumi Amerika Deb Haaland Dipilih Jadi Menteri Dalam Negeri
Baca juga: Wah, Rudal Balistik Antarbenua Bikinan Rusia Bisa Jangkau Amerika Serikat
Setelah pembicaraan dengan Taliban, Milley terbang ke Kabul untuk berkonsultasi dengan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.
Ia menekankan kepada kedua belah pihak perlunya segera mengurangi tingkat kekerasan di seluruh negeri.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)