Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Serangan Bom saat Konvoi Anggota Parlemen Afghanistan, Seorang Sumber: Ledakannya Dahsyat

Seorang sumber mengatakan ledakan bom yang menyerang konvoi anggota parlemen Afghanistan, Minggu (20/12/2020), terdengar dahsyat.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Serangan Bom saat Konvoi Anggota Parlemen Afghanistan, Seorang Sumber: Ledakannya Dahsyat
AFP
Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke lokasi ledakan yang menargetkan konvoi wakil presiden Afghanistan Amrullah Saleh di Kabul pada 9 September 2020. Seorang sumber mengatakan ledakan bom yang menyerang konvoi anggota parlemen Afghanistan, Minggu (20/12/2020), terdengar dahsyat. 

Kelompok bersenjata ISIL (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas berbagai serangan di Kabul dalam beberapa bulan terakhir, termasuk lembaga pendidikan, yang menewaskan 50 orang, dimana sebagian besar adalah pelajar.

Baca juga: Mekanik di Maskapai Amerika Serikat Ini Tewas Setelah Tertimpa Mesin Pesawat

Baca juga: Tanggapi Tekanan Amerika, Damaskus Takkan Usir Iran/Hizbollah dari Suriah

ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas serangan roket di pangkalan utama Amerika Serikat (AS) di Afghanistan pada Sabtu.

Menurut NATO dan pejabat provinsi, tidak ada korban dalam serangan itu.

Pembicaraan Damai

Pemerintah Afghanistan dan Taliban telah berbicara soal perdamaian yang bertujuan untuk mengakhiri perang selama lebih dari dua bilan, namun konflik brutal di negara tersebut terus berlanjut.

Pembicaraan yang awalnya dilakukan pada September lalu di Qatar, menyusul kesepakatan penting AS-Taliban yang dicapai pada Februari, telah ditangguhkan.

Pembicaraan itu diketahui akan dilanjutkan pada 5 Januari mendatang.

BERITA REKOMENDASI

Masih mengutip AlJazeera, AS setuju untuk menarik semua pasukan dari Afghanistan pada Mei 2021, dengan imbalan jaminan keamanan dan komitmen dari Taliban untuk mengadakan pembicaraan dengan pemerintah Kabul.

Namun, terlepas dari pembicaraan itu, Kabul telah dilanda gelombang kekerasan dalam beberapa bulan terakhir.

Awal pekan ini, ketua kepala staf gabungan AS, Mark Milley, mengadakan pertemuan tanpa pemberitahuan dengan para pemimpin Taliban di Doha, untuk membahas aspek militer dari perjanjian AS-Taliban, Februari lalu.

Perjanjian tersebut, yang ditandatangani di Qatar, dimana Taliban mempertahankan kantor politik, dimaksdukan untuk mengatur panggung pembicaraan damai langsung antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.

Baca juga: PROFIL Anggota Kabinet Joe Biden: Pribumi Amerika Deb Haaland Dipilih Jadi Menteri Dalam Negeri

Baca juga: Wah, Rudal Balistik Antarbenua Bikinan Rusia Bisa Jangkau Amerika Serikat

Setelah pembicaraan dengan Taliban, Milley terbang ke Kabul untuk berkonsultasi dengan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani.


Ia menekankan kepada kedua belah pihak perlunya segera mengurangi tingkat kekerasan di seluruh negeri.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas