8 Roket Targetkan Kedutaan Besar AS di Baghdad, Jelang Peringatan Meninggalnya Qassem Soleimani
8 Roket targetkan Kedutaan Besar AS di Baghdad, sebelum peringatan pertama serangan udara AS yang menewaskan Jenderal Tertinggi Iran, Qassem Soleimani
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Pihak militer Irak mengatakan, tembakan roket menargetkan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Zona Hijau Baghdad yang dijaga ketat.
Insiden tersebut memicu kekhawatiran akan kerusuhan baru menjelang peringatan satu tahun pembunuhan jenderal tinggi Iran bulan depan.
Mengutip Al Jazeera, pernyataan yang dikeluarkan militer Irak pada Minggu (20/12/2020) mengatakan 'kelompok terlarang' meluncurkan delapan roket yang menargetkan Zona Hijau.
Dilaporkan, serangan roket tersebut melukai satu petugas keamanan Irak yang menjaga pos pemeriksaan dan menyebabkan kerusakan material pada beberapa mobil serta komplek perumahan yang biasanya kosong.
Baca juga: SpaceX Menguji Roket Baru yang Bisa Bawa Manusia ke Mars
Baca juga: Malam di Laut Okhotsk Mendadak Terang Saat 4 Rudal Antarbenua Rusia Melesat dari Kapal Selam
Kedutaan dalam sebuah pernyataan menerangkan, sistem pertahanan C-RAM milik Kedutaan AS yang digunakan untuk mencegat rudal di udara diaktifkan untuk menangkis serangan tersebut.
"Kedutaan AS mengkonfirmasi roket yang menargetkan Zona Internasional (Zona Hijau) mengakibatkan keterlibatan sistem pertahanan kedutaan," kata pernyataan itu, menambahkan bahwa ada kerusakan kecil di kompleks Kedutaan.
"Kami menyerukan kepada semua pemimpin politik dan pemerintah Irak untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah serangan semacam itu dan meminta pertanggungjawaban mereka," kata pernyataan itu.
Baca juga: AS Setujui Penjualan 200 Rudal Javelin Senilai 46 Juta Dolar AS Ke Australia
Sistem C-RAM AS
Sistem C-RAM dipasang oleh AS pada pertengahan tahun ketika militan bersenjata meningkatkan serangan roket yang menargetkan kedutaan dan sekitarnya.
AS menarik beberapa stafnya dari Kedutaan Besarnya di Baghdad awal bulan ini.
Washington juga mengurangi personel militer di wilayah tersebut, sebelum peringatan pertama serangan udara AS yang menewaskan Jenderal Tertinggi Iran, Qassem Soleimani pada 3 Januari 2020.
Para pejabat AS mengatakan, pengurangan pasukan dipicu kekhawatiran tentang kemungkinan serangan balasan.
Seperti diketahui, pembunuhan Qassem Soleimani memicu kemarahan dan membuat parlemen Irak mengeluarkan resolusi yang tidak mengikat beberapa hari kemudian, menyerukan pengusiran semua pasukan asing dari Irak.
Di Irak, AS berencana untuk mengurangi jumlah pasukan dari 3.000 menjadi 2.500 pada pertengahan Januari 2021.