Covid-19 Bermutasi di Inggris, Menyebar Lebih Cepat Dibanding Pendahulunya
Pemerintah Inggris mengatakan bahwa varian baru yang disebut VUI-202012/01 ini menyebar secara cepat.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Otoritas Inggris secara resmi mengkonfirmasi bahwa mereka telah mendeteksi varian baru virus corona (Covid-19).
Temuan itu muncul selama studi genom virus pada pasien dari tenggara Inggris.
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (21/12/2020), pemerintah Inggris mengatakan bahwa varian baru yang disebut VUI-202012/01 ini menyebar secara cepat.
Inggris akhirnya memberlakukan peningkatan sistem pembatasan sosial baru, yang diterapkan di London Raya, Kent, Essex, dan kota lainnya di wilayah tersebut.
Kebijakan pembatasan yang ketat ini sama seperti pemberlakuan sistem penguncian (lockdown).
Berikut yang perlu anda ketahui terkait varian baru Covid-19 yang memaksa London dan seluruh Inggris bagian tenggara untuk merayakan Natal dan Tahun Baru dalam pengawasan pembatasan sosial yang ketat.
Ahli kesehatan Inggris saat ini memiliki sedikit informasi tentang varian baru virus ini, mereka masih terus melanjutkan studinya itu.
Baca juga: Belanda Larang Perjalanan Udara dari Inggris Antisipasi Strain Baru Virus Corona Penyebab Covid-19
Kepala Tim Medis Inggris, Profesor Chris Whitty mengatakan sejauh ini tingkat penularan tidak wajar yang terjadi di Inggris, menunjukkan bahwa virus itu menyebar lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya.
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson menyebut varian baru ini kemungkinan memiliki tingkat penularan hingga mencapai 70 persen lebih cepat dibandingkan virus pendahulunya.
Kendati demikian, para Ilmuwan belum mengkonfirmasi rincian terkait mutasi virus ini.
Sebuah teori pendahuluan yang disampaikan oleh otoritas kesehatan Inggris menunjukkan bahwa varian baru tersebut mempertahankan perubahan pada protein lonjakan virus, yang memainkan peran penting dalam proses menginfeksi sel dalam tubuh manusia.
Namun Whitty mencatat, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian baru ini lebih mematikan dibandingkan varian lainnya.
Ia juga menyatakan, sejauh ini belum ada temuan yang menunjukkan bahwa pengobatan atau vaksin yang ada saat ini, tidak efektif terhadap strain VUI-202012/01.