Foto-foto Pendukung Donald Trump Kuasai Gedung Kongres Amerika Serikat
Kerusuhan massa pendukung Presiden Donald Trump yang menyerbu Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) mengundang amarah Partai Republik
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Kerusuhan massa pendukung Presiden Donald Trump yang menyerbu Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) mengundang amarah Partai Republik yang notabene pendukung Trump.
CNN melaporkan, Semakin banyak pemimpin Partai Republik dan pejabat Kabinet Trump mengatakan, mereka percaya Donald Trump harus dicopot dari jabatannya sebelum 20 Januari 2020.
Empat dari mereka bahkan menyerukan Amandemen ke-25 dan dua lainnya mengatakan Presiden Trump harus diberhentikan. "Dia harus diberhentikan dan disingkirkan," kata seorang pejabat terpilih dari Partai Republik saat ini.
Seorang mantan pejabat senior mengatakan, tindakan Presiden Trump cukup mengerikan dan perlu menyingkirkannya meski dengan waktu yang singkat di sisa masa jabatannya.
"Saya pikir ini sangat mengejutkan sistem," kata mantan pejabat itu. "Bagaimana Anda menahannya selama dua minggu setelah ini?"
Dengan memakzulkan dan memberhentikan Trump, bahkan pada tahap akhir masa jabatannya, Senat AS kemudian dapat memberikan suara untuk mendiskualifikasi Trump agar tidak pernah memegang jabatan di pemerintahan lagi.
Di sisi lain, menerapkan Amandemen ke-25 akan mengharuskan Wakil Presiden Mike Pence dan mayoritas anggota Kabinet untuk memilih mencopot Trump dari jabatannya karena ketidakmampuannya untuk menjalankan kekuasaan dan tugas kantornya. Ini sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Beberapa anggota Kabinet sedang mengadakan diskusi awal tentang penerapan Amandemen ke-25," kata sumber di Partai Republik kepada CNN.
Diskusi sedang berlangsung tetapi tidak jelas apakah akan ada cukup anggota Kabinet untuk menghasilkan pencopotan Trump.
Timbang copot Trump
Dalam beberapa menit setelah para pengunjuk rasa menyerbu Gedung Capitol pada Rabu sore (6/1), Partai Republik langsung menimbang gagasan untuk mengeluarkan Trump dari jabatannya, sebuah pilihan yang telah mereka lewati setahun yang lalu selama persidangan pemakzulan Trump tahun lalu.
Kecaman keras Trump juga belum pernah terjadi sebelumnya. Mantan Presiden George W. Bush, yang tidak pernah menonjolkan diri, mengeluarkan teguran keras dan menyebut "pemberontakan" di Gedung Capitol sebagai pemandangan yang memuakkan dan memilukan.
Meskipun tidak menyebut nama Trump, Bush mengatakan dia terkejut dengan perilaku sembrono dari beberapa pemimpin politik sejak pemilu dan oleh kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan untuk lembaga, tradisi dan penegakan hukum AS.
Mitt Romney, senator Utah yang merupakan satu-satunya Republikan yang memberikan suara untuk menghukum Presiden Trump atas sebuah pasal pemakzulan tahun lalu, menyebut Presiden Trump sebagai pria egois yang dengan sengaja memberikan informasi yang salah kepada para pendukungnya tentang pemilu.