Foto-foto Pendukung Donald Trump Kuasai Gedung Kongres Amerika Serikat
Kerusuhan massa pendukung Presiden Donald Trump yang menyerbu Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) mengundang amarah Partai Republik
Penulis: Malvyandie Haryadi
Romney juga menyebut serangan di Capitol sebagai pemberontakan dan menyalahkan Trump. "Dia menggerakkan [pendukung] untuk bertindak pagi ini," ujarnya.
Anggora DPR dari Partai Republik Liz Cheney juga menyuarakan kemarahan pada Trump.
"Tidak diragukan lagi bahwa Presiden Trump membentuk massa. Presiden menghasut massa, Presiden berbicara kepada massa," kata Cheney di Fox News. "Dia menyalakan apinya."
Senator Tom Cotton dari Arkansas, sekutu setia Trump, tidak tanggung-tanggung. "Sudah lewat waktu bagi presiden untuk menerima hasil pemilu, berhenti menyesatkan rakyat Amerika, dan menolak kekerasan massa," kata Cotton.
Anggota Partai Republik lainnya di Capitol Hill juga marah kepada Presiden.
"Hentikan! Sudah berakhir. Pemilu sudah berakhir," kata Perwakilan Mike Gallagher dari Wisconsin kepada Jake Tapper dari CNN.
Empat orang tewas
Empat orang meninggal dan 52 ditangkap setelah para pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung Capitol AS pada Rabu (6/1/2021) waktu setempat.
Aksi para pendukung itu dilakukan untuk menghentikan sidang Kongres untuk memberikan sertifikasi kemenangan kepada Presiden terpilih AS, Joe Biden.
Hal itu disampaikan Kepala Departemen Kepolisian Metropolitan Washington D.C, Robert J. Contee seperti dilansir Reuters, Kamis (7/1/2021).
Dalam konferensi pers larut malam, Robert J. Contee mengatakan 47 dari 52 orang yang ditangkap hingga saat ini terkait dengan pelanggaran jam malam yang diterbitkan Walikota Muriel Bowser.
Jam malam diberlakukan terhitung pukul 18.00 waktu setempat.
Beberapa orang lainnya ditangkap atas tuduhan membawa senjata api tanpa izin atau terlarang.
Selain itu, kata Contee, dua bom pipa ditemukan dari markas komite nasional partai Republik dan Demokrat, serta bom molotov ditemukan di lapangan Capitol AS.