UPDATE Kasus Tewasnya Balita Jung In yang Curi Perhatian Jimin BTS, Ibu Angkat Tak Merasa Bersalah
Update kasus tewasnya Jung In yang mencuri perhatian Jimin BTS, Jang selaku ibu angkat mengaku tak bersalah.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono

Sayangnya, laporan pertama itu menyimpulkan Jang dan Ahn tidak bersalah.

"Polisi secara khusus mengatakan itu (bukti-bukti) tidak bisa menjadi penyiksaan anak, kecuali ada patah tulang atau luka terbuka," ungkap guru Jung In.
"Kami bertanya pada ibunya, bagaimana Jung In mendapatkan memar di pahanya. Ibu Jung In mengatakan ayahnya memijatnya."
"Tapi, siapa yang memijat bayi sekeras itu, sampai-sampai mereka memar?" imbuhnya.
Jung In kemudian tidak hadir di penitipan anak selama beberap waktu setelah guru mengajukan laporan pertama kepada polisi.
Selama waktu itu, tepatnya Juni 2020, laporan kedua telah diajukan kepada polisi oleh tetangga Jang dan Ahn.
Tetangga menemukan Jung In tidur sendirian di dalam kendaraan yang terkunci.
Parahnya, tidak ada orang dewasa di sekitar situ untuk mengawasi Jung In.
Polisi, bagaimanapun, menyelesaikan penyelidikan untuk kepentingan Jang dan Ahn.
Beberapa bulan kemudian, saat Jung In kembali ke penitipan anak pada September 2020, para guru semakin khawatir.

Jung In terlihat lebih kurus, setidaknya ia diperkirakan kehilangan berat badan sebanyak hampir satu kilogram.
Guru segera membawa Jung In ke rumah sakit, dimana dokter yang melihat kondisi bocah malang itu, mengajukan laporan ke polisi.
Laporan itu merupakan laporan yang ketiga mengenai dugaan kekerasan anak.
Guru yang mengantar Jung In ingat bagaimana dokter bersikeras agar Jung In dipisahkan dari orang tua karena apa yang dialaminya pasti kekerasan.
Setelah kasus Jung In ramai diberitakan media, Kantor Polisi Yangchoen dan petugas yang bertanggung jawab atas tiga laporan mengenai balita 16 bulan itu, dikritik keras.
Publik menyebut apa yang dilakukan kepolisian Yangcheon adalah "kegagalan mutlak mereka melindungi Jung In".
Badan Kepolisian Metropolitan Seoul segera merilis pernyataan yang mengklaim bahwa 11 petugas yang terlibat dalam menangani laporan Jung In, telah menerima hukuman atas tindakan tidak bertanggung jawab mereka.
Namun, ketika kata hukuman diturunkan menjadi peringatan, publik Korea marah.
Di Korea, tingkat hukuman yang dijatuhkan pada pejabat publik - seperti petugas polisi - dapat berupa diskualifikasi permanen, pencopotan jabatan, penurunan pangkat, skorsing, pemotongan hgaji, dan kecaman.
Dilansir Korea Herald, orang tua angkat Jung In, Jang dan Ahn, akan menghadapi persidangan pada 13 Januari 2021 mendatang.
Penuntut telah mendakwa Jang dalam penahanan praperadilan atas tuduhan pelecehan terhadap anak.
Diketahui, sekitar 230 ribu orang telah menandatangani petisi nasional di situs kepresidenan pada Senin (4/1/2021).
Mereka menyerukan untuk mengungkap informasi pribadi orang tua angkat dan menuntut keduanya atas pembunuhan.
Kasu Jung In Curi Perhatian Jimin BTS
Pada Minggu (3/1/2021), Jimin mengunggah tulisan #AkuMintaMaafJungIn di Weverse.

Tagar tersebut merupakan kampanye yang diserukan untuk menyadarkan masyarakat mengenai kekerasan anak secara umum.
Tak hanya itu, kampanye itu dimulai karena rasa bersalah publik yang tak mampu melindungi Jung In dan anak-anak lainnya yang menjadi korban kekerasan.
Aksi Jimin BTS itu kemudian diikuti penggemar K-Pop, dimana tagar #SorryJungIn menjadi trending Twitter pada Senin malam.
Kasus kekerasan yang dialami Jung In mendapat perhatian besar dari para ARMY karena tanggal meninggal bocah malang ini bertepatan dengan hari ulang tahun Jimin BTS.
Terlebih, Jimin BTS dikenal sebagai sosok penyayang anak-anak.
Banyak yang menduga Jimin BTS sangat berduka karena insiden menyedihkan ini terjadi di hari ulang tahunnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)