Pendukung Trump yang Masuk Ruang Kerja Nancy Pelosi dan Bawa Mimbar Saat Ricuh di Capitol Ditangkap
Adam telah didakwa dengan satu dakwaan karena sengaja memasuki atau tinggal di gedung atau lahan terbatas mana pun tanpa otoritas yang sah
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, FLORIDA - FBI mengamankan warga Florida, Adam Christian Johnson yang dilihat dalam foto viral membuat pidato dalam ruang kerja Nancy Pelosi selama kerusuhan di Capitol AS telah ditangkap.
Johnson (36) ditangkap oleh Federal Marshals dan dimasukkan ke dalam penjara Pinellas County tidak lama setelah pukul 9 malam pada Jumat (8/1/2021).
Dilansir Miami Herald, Minggu (10/1/2021), dia telah didakwa dengan satu dakwaan karena sengaja memasuki atau tinggal di gedung atau lahan terbatas mana pun tanpa otoritas yang sah.
Kemudian, tuduhan pencurian properti pemerintah; dan masuk dengan kekerasan dan perilaku tidak tertib di halaman Capitol, menurut pengaduan federal.
Surat perintah dikeluarkan pada Jumat (8/1/2021) dan Johnson didakwa di pengadilan federal di DC pada Sabtu (9/1/2021).
Podium Pelosi telah disimpan di suite-nya, di bawah tangga lantai tiga di sisi Gedung Capitol, sebelum Capitol dibobol, kata stafnya kepada agen FBI.
Podium bernilai lebih 1.000 dolar AS menurut kurator DPR ditemukan oleh staf Senat pada Kamis di koridor Merah sayap Senat di lepas Rotunda di Capitol.
Johnson termasuk di antara tiga pria yang didakwa pada Sabtu (9/1/20210) pagi atas dugaan peran mereka dalam pemberontakan di Capitol.
Baca juga: Ketua DPR AS Ancam Memakzulkan Donald Trump akibat Rusuh di Capitol, Analis Sebut Ada 2 Hambatan
Johnson akan tampil untuk pertama kalinya di pengadilan pada Senin (11/1/2021) sore di Gedung Pengadilan Amerika Serikat Sam M. Gibbons di Tampa.
FBI telah mencari Johnson , yang dengan cepat diidentifikasi di media sosial oleh penduduk setempat sebagai pria yang terlihat di foto membawa mimbar selama kerusuhan.
Johnson beristrikan seorang dokter dan lima anak mereka di rumah Parrish.
Sebelum dihapus atau diturunkan, akun media sosial Johnson memuat postingan dia berada di Washington, DC, menjelang kerusuhan.
Salah satunya, dia meremehkan gerakan Black Lives Matter dan petugas penegak hukum yang membela hak-hak dilindungi Amandemen Pertama.
Sebanyak 13 tersangka lainnya diidentifikasi oleh Departemen Kehakiman AS telah didakwa di pengadilan federal atas dugaan peran mereka dalam kerusuhan.