Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bisnis Laundry di Tokyo Dikhawatirkan Bakal Tutup Setelah Ditetapkannya Deklarasi Darurat di Jepang

Pemilik bisnis laundry di Tokyo Jepang khawatir usahanya akan tutup lantaran makin sepinya jumlah pelanggan sejak ditetapkannya deklarasi darurat.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Bisnis Laundry di Tokyo Dikhawatirkan Bakal Tutup Setelah Ditetapkannya Deklarasi Darurat di Jepang
Istimewa
Sebuah tempat cleaning (binatu) di Kota Toda, Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemilik bisnis laundry di Tokyo Jepang khawatir usahanya akan tutup lantaran makin sepinya jumlah pelanggan sejak ditetapkannya deklarasi darurat di Jepang.

Seperti diketahui selama masa deklarasi darurat, pegawai dibatasi untuk bekerja di kantor. Sebanyak 70 persen karyawan diminta bekerja dari rumah (work from home).

Sementara kemeja yang digunakan untuk bisnis menyumbang setengah dari penjualan di bisnis laundry di Shinagawa-ku, Tokyo.

Tetapi setelah pernyataan keadaan darurat, penggunaan kemeja untuk ke kantor atau bisnis mulai berkurang.

Sebuah tempat cleaning (binatu) di Kota Toda, Jepang.
Sebuah tempat cleaning (binatu) di Kota Toda, Jepang. (Istimewa)

"Jika situasi ini terus berlanjut, tidak akan ada berkelanjutan toko saya, jadi saya pikir saya harus mempertimbangkan untuk menutup toko nantinya," papar seorang pemilik laundry, Toshio Yamamura (71), Kamis (14/1/2021) yang mengaku tak punya penerus untuk menjalankan bisnisnya.

Dalam deklarasi darurat (PSBB) kali ini, pemerintah Jepang menyerukan pengurangan 70 persen jumlah orang yang bekerja di kantor dengan memperkenalkan telework seperti bekerja dari rumah.

Berita Rekomendasi

Toko Yamamura juga mengakui setelah deklarasi darurat tahun lalu mengatakan bahwa penjualan turun menjadi sepertiga dari tahun sebelumnya dan kemudian telah pulih sejak musim gugur lalu.

"Jadi saya khawatir penjualan akan turun lagi," ujarnya.

Menurut Federasi Nasional Toko Binatu dan Asosiasi Kebersihan Hidup, jumlah pengguna kaos secara nasional menurun akibat pengaruh virus corona.

Baca juga: Peredaran Ganja Mulai Marak di Kalangan Pelajar Shizuoka Jepang, 10 Mahasiswa Ditangkap

Jumlah toko pembersih milik pribadi telah berkurang karena permintaan yang menurun dan kekurangan penerus bahkan sebelum penyebaran infeksi.

Federasi mengatakan bahwa deklarasi darurat ini dapat meningkatkan jumlah penutupan bisnis serta kebangkrutan.

Sementara itu dengan kesulitan bisnis yang ada di Jepang di masa pandemi Corona ini, para WNI berusaha bangkit dengan mendirikan Forum bisnis BBB untuk meningkatkan semangat wiraswasta masing-masing WNI di Jepang.

Semua WNI di Jepang bebas bergabung ke Forum BBB sementara gratis, hanya dengan mengirimkan foto Zairyu Card beserta nomor telepon Jepang nomor Whatsapp dan menuliskan alamat domisili saat ini dengan kode posnya ke email: bbb@jepang.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas