Jelang Lengser, Presiden Trump Akan Keluarkan 100 Keputusan Pengampunan
Keputusan pengampunan itu meliputi pemberian grasi kepada penjahat kerah putih, rapper terkenal dan lain-lain.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Dua hari sebelum masa jabatannya berakhir, Presiden AS Donald Trump dikabarkan akan mengeluarkan sekira 100 keputusan pengampunan (grasi).
Laman berita CNN, Senin (18/1/2021) mewartakan informasi itu berdasar tiga sumbe rberita mereka. Keputusan itu meliputi pemberian grasi kepada penjahat kerah putih, rapper terkenal dan lain-lain.
Namun, di antara keputusan itu belum menyertakan pengampunan dan pemberian kekebalan terhadap dirinya sendiri.
Menurut dua sumber CNN, Gedung Putih mengadakan pertemuan Minggu (17/1/2021) untuk menyelesaikan daftar pengampunan.
Trump secara ekstrem mengubah Amerika, lewat pemberian pengampunan dan peringanan pada berbagai orang, kebanyakan orang-orang dekat dan kelompok pendukungnya.
Termasuk, pemberian pengampunan pada sejumlah kontraktor keamanan swasta AS yang membunuh puluhan penduduk sipil di Baghdad, Irak, beberapa tahun lalu.
Baca juga: Popularitas Melania Trump Jeblok saat Donald Trump Tinggalkan Gedung Putih
Baca juga: Dalam Pidato Perdana, Biden akan Serukan Persatuan dan Batalkan Sejumlah Keputusan Trump
Baca juga: Era Presiden Donald Trump Tinggalkan Kerusakan Besar Politik di Eropa
Trump sempat kehilangan fokus ketika jelang penghitungan Electoral College, dan ia tidak membuat keputusan apapun terkait pengampunan hukum.
Pejabat Gedung Putih mengharapkan mereka untuk melanjutkan setelah 6 Januari 2021, tetapi Trump menundanya akibat tekanan setelah ia disalahkan memicu kerusuhan di Capitol.
Citra 'pro-penegakan hukum' Trump hancur di hari-hari terakhirnya. Awalnya, dua gelombang besar telah siap diluncurkan, satu di akhir pekan lalu dan satu lagi pada Selasa.
Sekarang, para pejabat mengharapkan gelombang terakhir menjadi satu-satunya, kecuali Trump memutuskan pada menit terakhir untuk memberikan pengampunan kepada sekutu yang kontroversial, anggota keluarganya atau dirinya sendiri.
Setelah kerusuhan, penasihat mendorong Trump untuk melupakan pengampunan diri karena tampaknya dia bersalah atas terjadinya kerusuhan di Capitol.
Beberapa penasihat terdekat Trump juga mendesaknya untuk tidak memberikan grasi kepada siapa pun yang terlibat dalam pengepungan di Capitol AS.
Trump mengambil sikap awal mereka yang terlibat kerusuhan di Capitol tidak melakukan kesalahan apapun.
"Ada banyak orang yang mendesak Presiden untuk memaafkan orang-orang yang" terlibat dalam pemberontakan, "kata sekutu Trump Senator Lindsey Graham di Fox News.